Bakteri yang Berasosiasi dengan Spons sebagai Penghasil Senyawa Bioaktif yang Berpotensi sebagai Anti-retrovirus
View/ Open
Date
2018Author
Fusvita, Laifa
Wahyudi, Aris Tri
Pamungkas, Joko
Metadata
Show full item recordAbstract
Infeksi yang disebabkan virus semakin meningkat jumlah dan frekuensi
kemunculannya dalam beberapa dekade terakhir. Human immunodeficiency virus
(HIV) merupakan salah satu kelompok retrovirus yang menginfeksi manusia dan
sering dikaitkan dengan sindroma atau gejala penurunan fungsi sistem kekebalan
tubuh manusia. Infeksi virus HIV ke dalam tubuh manusia yang terjangkit dalam
waktu yang lama menimbulkan gejala acquired immunodeficiency syndrome
(AIDS). Gejala simian acquired immunodeficiency syndrome (SAIDS) yang
ditimbulkan akibat infeksi Simian retrovirus serotype-2 (SRV-2) mirip dengan
gejala AIDS yang disebabkan HIV pada manusia, sehingga SRV-2 dapat
digunakan sebagai model dalam seleksi senyawa bioaktif alami yang diharapkan
dapat dimanfaatkan sebagai antiretrovirus.
Mikroorganisme yang berasosiasi dengan spons ternyata telah diketahui
dapat menghasilkan senyawa bioaktif. Pada penelitian sebelumnya 17 isolat
bakteri yang berasosiasi dengan spons telah berhasil dilakukan. Isolat bakteri
diisolasi dari spons yang diperoleh dari perairan Raja Ampat dan Kepulauan
Seribu, Indonesia. Ekstrak etil asetat dari ke-17 isolat bakteri telah diuji
toksisitasnya terhadap larva Artemia salina dengan LC50 berkisar 30.65±0.81
μg/mL hingga 364.21±31.01 μg/mL, melalui uji brine shrimp lethality test
(BSLT). Dua esktrak bakteri dengan LC50 terbaik selanjutnya diuji
sitotoksisitasnya sehingga diperoleh nilai IC50. Berdasarkan nilai tersebut,
ditetapkan konsentrasi ekstrak yang tidak toksik terhadap sel A549 yang tidak
terinfeksi dan dilakukan melalui uji methylthiazoltetrazolium (MTT). Pengaruh
ekstrak bakteri HAL 13 dan STILL 33 terhadap penghambatan replikasi virus
diuji dengan metode quantitative reverse transcriptase polymerase chain reaction
(qRT-PCR), dengan aktivitas penghambatan terhadap replikasi Simian retrovirus
2 (SRV-2) berturut-turut sebesar 68.68%±3.82% dan 43.71%±5.25% setelah 72
jam inkubasi. Analisis kandungan kimia dilakukan pertama kali dengan uji
fitokimia, selanjutnya untuk memvalidasi hasil uji tersebut dilakukan identifikasi
menggunakan metode gas chromatography mass spectrometry (GCMS). Hasil
GCMS menunjukkan bahwa 2 ekstrak bakteri tersebut didominasi oleh senyawa
(2-ethylhexyl) phthalate (BEHP), diisooctyl phthalate, pyrrolo [(1.2-a) pyrazine-
1.4-dione, hexahydro-3-(2-methylpropyl)], 3-benzyl-1.4-diaza-2.5-dioxobicyclo
(4.3.0) nonane, oleic acid, phytol dan nerol. Senyawa-senyawa tersebut diketahui
potensial dalam aplikasinya dibidang medis.