Show simple item record

dc.contributor.advisorGunawan, Andi
dc.contributor.authorEdison, Febya Mutiara
dc.date.accessioned2019-02-04T02:44:28Z
dc.date.available2019-02-04T02:44:28Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/96658
dc.description.abstractBudaya Minangkabau merupakan salah satu budaya tertua yang ada di Indonesia. Budaya tersebut memiliki tradisi dan budaya yang khas sehingga mencerminkan kehidupan dan adat istiadat di dalam masyarakatnya. Perwujudan budaya Minangkabau yang khas tersebut salah satunya dapat dilihat dari bentuk ruang terbuka publiknya. Ruang terbuka publik yang khas dapat dilihat dari berbagai bentuk peninggalan seperti situs tempat dan karya sastra (Tambo). Tambo yang telah ditulis beratus tahun yang lalu dan tidak mengalami perubahan hingga saat ini. Literatur tersebut menjadi acuan untuk penelitian tentang konsep ruang terbuka publik Minangkabau untuk menjaga keorisinilan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur. Penelitian ini dilakukan di permukiman Jorong Pariangan, Nagari Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, yang merupakan wilayah awal mula berdirinya budaya Minangkabau. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui studi pustaka, wawancara, dan observasi lapang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga ruang terbuka publik yang ada di permukiman Minangkabau, yaitu Medan Nan Bapaneh, Galanggang, dan Tapian. Ketiga ruang terbuka publik ini dapat dikelompokan menjadi dua berdasarkan fungsi dan tujuannya, yaitu ruang terbuka publik umum dan khusus. Ruang terbuka publik umum itu seperti Galanggang dan Tapian dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh seluruh masyarakat, sedangkan yang khusus seperti Medan Nan Bapaneh hanya dapat digunakan oleh para pemuka adat seperti penghulu. Ketiganya memiliki filosofi dan aturan adat yang mengatur untuk pembentukannya, serta terdapat berbagai elemen yang menjadi ciri khas dari ruang publik budaya Minangkabau. Konsep karakter ruang terbuka publik Minangkabau tersebut mengacu kepada alam dan aktivitas masyarakat. Hubungan antara alam dan aktivitas manusia tersebut menciptakan sebuah ruang terbuka publik yang menjadi ciri khas dari budaya Minangkabau dan sesuai dengan falsafat hidup masyarakat Minangkabau, yaitu “alam takambang jadi guru” (alam yang terkembang dijadikan guru).id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcLandscape Architectureid
dc.subject.ddcOpen Spacesid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcTanah Datar-Sumatera Utaraid
dc.titleKonsep Ruang Terbuka Publik Lanskap Permukiman Tradisional Minangkabauid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordbudaya Minangkabauid
dc.subject.keywordGalanggangid
dc.subject.keywordMedan Nan Bapanehid
dc.subject.keywordruang terbuka publikid
dc.subject.keywordGalangganid
dc.subject.keywordTapianid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record