dc.description.abstract | Bawang merah varietas Sumenep merupakan varietas yang tidak dapat
berbunga secara alami, berbeda dengan varietas Maja yang berbunga secara alami,
sehingga hanya diperbanyak melalui benih umbi yang beresiko menularkan
penyakit. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi pengaruh aplikasi BAP
dan night break terhadap pembungaan pada bawang merah varietas Sumenep dan
Maja. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Pasir Sarongge IPB, Cianjur
(1000 m dpl) selama bulan Maret hingga Juli 2017. Penelitian terdiri atas dua
percobaan yang dilakukan secara terpisah terhadap dua varietas, yakni varietas
Sumenep dan Maja. Benih umbi berukuran 5-7 cm dari masing-masing varietas
divernalisasi pada suhu 10 0C selama 24 hari. Tiap percobaan menggunakan
rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) tersarang dengan 2 faktor. Faktor
pertama adalah perlakuan dengan dan tanpa night break selama 4 jam, dan faktor
kedua adalah konsentrasi BAP (0, 50, 100, 150, 200 dan 250 ppm) yang tersarang
pada faktor pertama dengan 4 ulangan. Perlakuan night break diterapkan pada
pukul 22.00-02.00, sementara BAP disiramkan ke titik tumbuh tanaman pada 2, 4,
6 minggu setelah tanam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa 60% tanaman
bawang merah varietas Sumenep berbunga tanpa perlakuan night break maupun
aplikasi BAP. Aplikasi 4 jam night break cenderung menurunkan persentase
tanaman berbunga, yang dapat dikompensasi dengan aplikasi BAP. Tanaman ratarata
menghasilkan 1.5 umbel per rumpun. Aplikasi 4 jam night break pada varietas
Maja meningkatkan pertumbuhan tanaman, tetapi tidak berpengaruh terhadap
persentase tanaman berbunga dan jumlah umbel per rumpun (rata-rata 1.1). BAP
tidak berpengaruh terhadap semua parameter pertumbuhan dan pembungaan
tanaman bawang merah varietas Maja. Bunga yang terbentuk dari kedua varietas
tidak ada yang berkembang menjadi kapsul yang mengandung biji. | id |