Karakteristik Ekologis Hasil Tangkapan Perikanan Pancing Ulur di Perairan Sendang Biru, Malang.
View/ Open
Date
2018Author
Fajar, Fadilah
Wahyuningrum, Prihatin Ika
Taurusman, AM Azbas
Metadata
Show full item recordAbstract
Perkembangan sektor perikanan di Malang tidak terlepas dari daerah perairan Sendang Biru, dimana Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap merupakan salah satu basis pendaratannya. Ikan tuna merupakan salah satu hasil tangkapan utamanya. Penangkapan tuna yang terus-menerus dilakukan akan berdampak secara ekologis. Oleh karena itu, penelitian mengenai dampak ekologis penangkapan ikan tuna penting dilakukan. Indikator ekologis berupa produktivitas hasil tangkapan, indeks keragaman hasil tangkapan, hubungan panjang dan bobot hasil tangkapan serta tingkat trofik hasil tangkapan digunakan untuk mengevaluasi dampak penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung produktivitas dan keragaman hasil tangkapan, menghitung ukuran ikan layak tangkap serta hubungan panjang dan bobot hasil tangkapan dan menganalisis tingkat trofik hasil tangkapan. Penelitian ini dilakukan di PPP Pondokdadap, mulai dari bulan Juli-September 2017. Metode yang digunakan adalah metode survei, sedangkan pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Data yang diambil utamanya yaitu panjang dan bobot hasil tangkapan, data produksi perikanan tahun 2013-2017, serta posisi rumpon tempat nelayan menangkap ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap terbanyak di PPP Pondokdadap adalah pancing ulur dengan hasil tangkapan dominan adalah kelompok ikan tuna. Produktivitas hasil tangkapan pancing ulur tertinggi pada tahun 2017 sebesar 1664.48 kg/trip, sedangkan terendah pada tahun 2016 sebesar 314.82 kg/trip. Tangkapan pancing ulur memiliki nilai indeks keragaman hasil tangkapan H’ = 1.47, relatif lebih rendah dibandingkan dengan nilai H’ hasil tangkapan di PPN Prigi H’ = 1.64. Jenis tuna albakora memiliki nilai persentase layak tangkap sebesar 99.42%, sedangkan ikan bigeye tuna sebesar 35.93%, ikan yellowfin tuna sebesar 49.8% dan ikan cakalang sebesar 62.2%. Nilai korelasi hubungan panjang dan bobot hasil tangkapan albakora sebesar 43.41%, ikan bigeye tuna sebesar 97.22%, ikan yellowfin tuna sebesar 98.9%, dan ikan cakalang sebesar 90.43%. Ikan yang tertangkap oleh alat tangkap pancing ulur didominasi oleh kelompok top predator. Pada ikan bigeye tuna dan yellowfin tuna ikan yang tertangkap ada dua kelompok umur yaitu dewasa dan juvenile, masing-masing ikan tersebut berada pada kelompok tingkat trofik (trophic level) 4 dan (trophic level) 5. Oleh karena itu walaupun pancing ulur relatif selektif, namun dalam jangka panjang berpotensi mengancam keberlanjutan sumberdaya ikan di daerah penangkapan ikan tersebut.