Show simple item record

dc.contributor.advisorSukma, Dewi
dc.contributor.advisorSuwarno, Willy Bayuardi
dc.contributor.authorPratama, Syilvia Nosya
dc.date.accessioned2019-01-24T03:15:48Z
dc.date.available2019-01-24T03:15:48Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/96526
dc.description.abstractMelon adalah salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia, dan budidayanya membutuhkan bahan perbanyakan yang berkualitas. Bahan perbanyakan yang digunakan petani untuk budidaya melon adalah benih F1 hibrida yang kebanyakan diimpor dari Taiwan, Thailand, dan Jepang. Hal ini menyebabkan harga benih relatif mahal dan ketersediaan benih tidak terjamin. Kecambah benih melon mudah terserang patogen seperti Fusarium sp., Alternaria sp., dan Penicillium sp., sehingga pertumbuhan bibit terhambat. Alternatif yang dilakukan untuk menghasilkan bibit berkualitas adalah perbanyakan bibit melon secara in vitro, karena dapat memperbanyak bibit dengan cepat, banyak, seragam, true to type, dan bebas patogen. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi IAA dan BAP yang optimal untuk multiplikasi tunas dan perakaran, serta mempelajari pengaruh jenis eksplan pada melon IPB M23 untuk perbanyakan bibit in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Juli 2018, menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak tiga faktor dengan 6 ulangan pada multiplikasi awal dan 4 ulangan pada subkultur I. Faktor pertama adalah tiga taraf IAA yaitu 0.0, 0.25, dan 0.5 ppm. Faktor kedua adalah empat taraf BAP yaitu 0.0, 1.0, 1.5, dan 2.0 ppm. Faktor ketiga adalah dua taraf eksplan yaitu pucuk dan buku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh BAP cenderung membentuk pola kuadratik positif terhadap peubah jumlah tunas dan jumlah daun, namun linier negatif dengan peubah tinggi tunas dan jumlah akar. Pengaruh IAA cenderung kuadratik positif pada peubah jumlah akar dan diameter kalus, namun linier negatif pada peubah jumlah daun. Eksplan pucuk menghasilkan tunas yang lebih banyak dibandingkan buku. Eksplan pucuk pada percobaan multiplikasi awal dan subkultur I pucuk dan buku pada minggu ke-5 setelah kultur menghasilkan rata-rata 2.7, 3.3, dan 3.1 tunas, sedangkan eksplan buku hanya menghasilkan rata-rata 2.5, 3.0, dan 2.7 tunas. Media yang optimal untuk multiplikasi tunas adalah MS + 1.0 ppm BAP dan untuk pengakaran adalah MS + 0.25 ppm IAA. Media MS + 0.5 ppm IAA menghasilkan kalus terbesar dengan diameter 1.2 cm yang memiliki tekstur remah dan berwarna putih kehijauan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agriculture University (IPB)id
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcMelonid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePerbanyakan Melon IPB M23 (Cucumis melo L.) secara In Vitro Menggunakan Dua Jenis Eksplan pada Media MS dengan Kombinasi IAA dan BAP.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordauksinid
dc.subject.keywordbibitid
dc.subject.keywordbukuid
dc.subject.keywordpucukid
dc.subject.keywordsitokininid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record