Analisis Tingkat Produktivitas Dan Perkembangan Wilayah di Areal Perkebunan Kelapa Sawit Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.
View/ Open
Date
2018Author
Astuti, Hidayati
Sitorus, Santun R.P.
Pravitasari, Andrea Emma
Metadata
Show full item recordAbstract
Provinsi Jambi memiliki sektor perkebunan yang bergerak maju dalam
pemanfaatan sumberdaya di wilayahnya. Salah satu cara pemanfaatan
sumberdaya tersebut adalah dengan meningkatkan produktivitas kelapa sawit
yang saat ini menjadi komoditas utama yang digunakan. Keberhasilan
pembangunan perkebunan kelapa sawit tidak hanya ditentukan oleh potensi lahan
dan ketersediaannya, tetapi juga ditentukan oleh kelengkapan sarana dan
prasarana, pelayanan, aksesibilitas, transportasi, kependudukan, tenaga kerja dan
kelembagaan. Oleh karena itu, diperlukan juga pendekatan wilayah yang
berkenaan dengan struktur pusat-pusat kegiatan dan pelayanan dalam suatu sistem
hirarki yang mempengaruhi tingkat perkembangan perdesaan sekitar areal
perkebunan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis produktivitas kelapa sawit
antar divisi, antar umur dan antar tahun, menganalisis tingkat perkembangan
wilayah, menganalisis pengaruh perkebunan kelapa sawit terhadap perkembangan
desa-desa, mengetahui penyerapan tenaga kerja dari desa-desa di sekitar areal
perkebunan dan menganalisis pengaruh perkebunan kelapa sawit terhadap
pendapatan dan ekonomi wilayah. Penelitian dilakukan di perkebunan PT BKS
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. Jenis data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik uji
berpasangan, analisis skalogram, analisis deskriptif dan analisis skala likert. Hasil
penelitian menunjukkan produktivitas antar divisi berbeda sangat nyata antara
divisi I dengan divisi II dan III. Hasil penelitian dengan analisis uji t menunjukkan
produktivitas pada umur 9 tahun berbeda sangat nyata dengan umur 17, 19 dan 23
tahun, sejalan dengan itu umur 17 berbeda sangat nyata dengan umur 19 dan 23
tahun, dan umur 19 tahun tidak berbeda nyata dengan umur 23 tahun. Sebagian
besar IPD atau hirarki desa selama periode 1996-2016 tidak mengalami
perubahan. Perubahan hirarki hanya terdapat pada 5 desa, dimana 4 desa
mengalami peningkatan hirarki dan 3 desa mengalami penurunan hirarki. Semakin
dekat jarak desa ke perkebunan maka semakin banyak tenaga kerja desa yang
diperkerjakan diperkebunan dan semakin dekat jarak ke perkebunan maka
semakin besar pengaruh perkebunan yang dirasakan dalam peningkatan ekonomi
wilayah di sekitarnya.