dc.description.abstract | Industri pertambangan emas umumnya menghasilkan limbah yang merusak lingkungan. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dapat ditanggulangi oleh berbagai metode, salah satunya adalah fitoremediasi. Fitoremediasi merupakan penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan polutan pada sedimen, tanah dan air. Penelitian ini bertujuan mengetahui respon dua jenis tanaman berkayu yang cukup potensial sebagai penghasil komponen minyak nabati yaitu kemiri sunan (Reutealis trisperma) dan mindi (Melia azedarach) terhadap perlakuan limbah cair tambang emas. Perlakuan limbah cair yang diberikan terdiri dari 0% (kontrol), 25%, 50% dan 75%. Limbah cair tambang emas mengandung konsentrasi sianida yang tinggi. Perlakuan limbah cair menyebabkan penurunan tinggi tajuk kemiri sunan dan mindi hingga 46.30%-56.17%, namun tidak menyebabkan penurunan yang signifikan terhadap jumlah daun. Penurunan luas area daun mindi lebih besar dibandingkan kemiri sunan yaitu sebesar 68.67%. Sementara itu, penurunan ketebalan daun, jaringan bunga karang dan palisade serta epidermis atas dan bawah pada tanaman mindi lebih signifikan dibandingkan dengan kemiri sunan. Pada konsentrasi tertinggi, perlakuan limbah menyebabkan peningkatan konsentrasi malonaldehida (MDA) pada tanaman kemiri sunan dan mindi sebesar 38.50%-50.47%. Kemiri sunan dan mindi mengalami penurunan klorofil yang cukup tinggi yaitu sebesar 40.08%-56.97%. Kadar air relatif (KAR) pada tanaman mindi mengalami penurunan lebih tinggi sebesar 18.30% dibandingkan kemiri sunan yang hanya mengalami penurunan KAR sebesar 4.71%. Kemiri sunan mampu beradaptasi lebih baik terhadap perlakuan limbah cair dibandingkan mindi. Oleh karena itu, kemiri sunan dapat menjadi tanaman potensial sebagai fitoremediator bahan berbahaya dari limbah cair. | id |