Show simple item record

dc.contributor.advisorBahtiar, Rizal
dc.contributor.authorDirwanto
dc.date.accessioned2019-01-23T03:21:45Z
dc.date.available2019-01-23T03:21:45Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/96363
dc.description.abstractSektor pertanian di Indramayu memberikan sumbangan besar terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah. Salah satu unggulan sektor pertanian adalah padi, sentral produksi padi sawah kabupaten Indramayu merupakan tertinggi di Jawa Barat sebesar 1.291.983 ton pada tahun 2011-2015. Namun dengan kondisi Indramayu didaerah dataran rendah terdapat permasalahan irigasi Salah satu wilayah terdampak adalah Desa Plumbon Kecamatan Indramayu, sistem iuran irigasi di daerah tersebut menggunakan sistem bagi hasil panen sebesar 10 persen dari penerimaan usahatani. Permasalahan yang terjadi dengan sistem tersebut banyak petani yang tidak membayar iuran irigasi karena biaya tersebut terlalu mahal, sehingga biaya operasional dan pemeliharaan irigasi mengalami kekurangan pendanaan. Tujuan umum dari penelitian ini menentukan langkah-langkah yang seharusnya diterapkan untuk menutupi kekurangan pendanaan dalam operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dan tujuan khusus yaitu : 1) Mengidentifikasi sistem iuran air irigasi, 2) Mengetahui faktor yang mempengaruhi iuran irigasi, 3) Menentukan strategi kebijakan dalam pengelolaan irigasi yang efektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif struktur biaya Mitra cai, analisis logistik biner, dan metode Analytical Hierarcy Process (AHP). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat kekurangan pendanaan dalam melakukan kegiatan pengoperasian irigasi sebesar Rp 33.815.000,00, per musim tanam. Petani dalam memberikan penilaian irigasi menunujukan bahwa sekitar 73,33 persen petani tidak setuju dan sekitar 26,67 persen petani setuju dengan kenaikan iuran irigasi yang diberikan. Kemudian hasil dari AHP kebijakan keputusan yang kompleks adalah 1) Mengoptimalkan penarikan iuran irigasi dengan nilai 0,383 ; 2) Transparansi penggunaan pendanaan Mitra Cai dengan nilai 0,364 ; 3) Pembuatan koperasi Mitra Cai dengan nilai 0,254. Implikasi kebijakan dari faktor utama kesejahteraan petani yaitu mengoptimalkan iuran irigasi dengan memberikan aturan secara tegas dan tertulis bagi petani yang tidak membayar iuran irigasi dengan dikenakan denda membayar padi 1 kwintal dan iuran irigasi yang seharusnya dikeluarkan, aturan tersebut akan diresmikan secara tertulis dalam peraturan desa dan AD ART Mitra Cai.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agriculture University (IPB)id
dc.subject.ddcEnvironmental Economicsid
dc.subject.ddcIrrigationid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcIndramayu-Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Peran Subsidi dalam Pengelolaan Air Irigasi pada Daerah Dataran Rendah di Desa Plumbon Kabupaten Indramayu.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordIuran Irigasiid
dc.subject.keywordfaktor mempengaruhi iuran irigasiid
dc.subject.keywordKebijakan AHPid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record