dc.description.abstract | Penggerek tongkol jagung Helicoverpa armigera merupakan salah satu
hama penting pada tanaman jagung di Indonesia. Hama tersebut menyerang
tongkol jagung, pucuk dan malai, sehingga bunga jantan tidak terbentuk yang
mengakibatkan hasil tanaman berkurang. Selain itu, infestasi serangga ini dapat
menurunkan kualitas dan kuantitas tongkol jagung. Sifat polifagus serangga
tersebut dan ketersediaan inang menyebabkan populasi H. armigera selalu tinggi
sepanjang musim. H. armigera juga mempunyai kapasitas reproduksi tinggi
dengan potensi perkembangan cepat, sehingga dapat menimbulkan tumpang tindih
generasi sepanjang siklus tanaman.
Pengendalian hama ini secara kimiawi sebaiknya dihindari agar bisa
meminimalkan risiko keracunan terhadap pengguna, dampak negatif terhadap
lingkungan dan organisme yang menguntungkan. Penggunaan mikroorganisme
entomopatogen diharapkan dapat mengendalikan populasi hama dan aman bagi
serangga yang bermanfaat, seperti cendawan Lecanicillium sp. dan virus
HearNPV yang memiliki kelebihan dibandingkan biopestisida lain. Perbanyakan
patogen tersebut lebih murah dari pada bakteri karena dapat diperbanyak secara
massal dengan metode sederhana, kapasitas reproduksi tinggi, dan relatif persisten
di lapangan. Berdasarkan hal tersebut, Lecanicillium sp. dan HearNPV
diharapkan efektif mengendalikan H. armigera.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan informasi dan menguji:
patogenisitas Lecanicillium sp. terhadap penggerek tongkol jagung H. armigera,
patogenisitas Lecanicillium sp. dan HearNPV yang diaplikasikan secara terpisah
dan dalam campuran terhadap H. armigera di laboratorium, keefektifan dan
pengaruh residu Lecanicillium sp. dan HearNPV di lapangan, dan karakteristik
molekuler Lecanicillium sp. dengan menggunakan primer ITS1 dan ITS4 serta
persentase kemiripan isolat dengan beberapa spesies Lecanicillium lainnya.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Patologi Serangga, Departemen
Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Percobaan
semi lapangan dilakukan di kebun percobaan IPB Cikabayan, sedangkan
identifikasi Lecanicillium sp. dilakukan di IPB Culture Collection, Departemen
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB. Uji patogenisitas
dilakukan dengan aplikasi konidia Lecanicillium sp. terhadap telur dan larva
dengan kerapatan konidia 105, 106, 107 konidia/ml dan kontrol diberi perlakukan
air steril. Penelitian di laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap dan
data hasil penelitian diolah menggunakan progam SPSS versi 16.1, sedangkan
analisis probit untuk menentukan nilai LT25,50,75 dan LC25,50,75 dengan
menggunakan progam progam SAS versi 6.12. Penelitian di lapangan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan setiap perlakuan diulang
sebanyak 4 kali. Urutan nukleotida sampel dibandingkan dengan urutan
nukleotida Lecanicillium lain yang telah dipublikasikan di situs National Centre
v
for Biotechnology Information (NCBI) melalui program BLAST (Basic Local
Alignment Search Tools). Data urutan nukleotida yang terpilih dianalisis
menggunakan program Bioedit ver 7.1.7 dan Clustal W untuk mengetahui
homologi nukleotida sampel. Analisis filogeni dilakukan berdasarkan pendekatan
Neighbor-Joining dengan Bootstrap 1000x dengan program MEGA-6.
Uji virulensi Lecanicillium sp. terhadap penggerek tongkol jagung H.
armigera menunjukkan bahwa aplikasi suspensi konidia terhadap telur mampu
mengakibatkan mortalitas telur sebesar 13.75%, dan berpengaruh terhadap
mortalitas larva instar pertama dengan mortalitas sebesar 98.75% pada perlakuan
107 konidia/ml. Lecanicillium sp. juga mampu menyebabkan mortalitas larva H.
armigera, pada perlakuan konsentrasi yang sama sebesar 41.25%, dengan nilai
LT25, 50, 75 masing-masing sebesar 3.95, 7.12, 12.82 (hari) dan LC25, 50, 75 masingmasing
sebesar 4.6x105, 1.7x106, 4.6x109 (konidia/ml).
Uji patogenisitas Lecanicillium sp. dan HearNPV terhadap H. armigera di
laboratorium menunjukkan bahwa bahwa aplikasi HearNPV tidak mampu
menginfeksi telur, tetapi berpengaruh terhadap mortalitas larva yang baru
menetas, pada kerapatan 107 PIBs/ml mencapai 100%, dan mortalitas larva instar
dua pada kerapatan yang sama sebesar 90%, sementara pada aplikasi campuran
Lecanicillium sp. dan HearNPV terhadap telur pada kerapatan 107 mencapai
17.5%, dan dari telur yang menetas, larva dihasilkan akhirnya mati sebesar 100%.
Mortalitas larva hari ke tiga, pada konsentrasi 107 dengan aplikasi campuran
(Lecanicillium sp. dan HearNPV) sebesar 26.25%. Nilai LT50 pada aplikasi
HearNPV terhadap larva H. armigera lebih rendah dibandingkan dengan aplikasi
campuran, pada HearNPV sebesar 2.03 hari sementara pada aplikasi campuran
sebesar 3.23 hari. Uji keefektifan Lecanicillium sp. dan HearNPV terhadap H.
armigera di lapangan menunjukkan aplikasi HearNPV lebih efektif dari pada
aplikasi Lecanicillium sp. Kerusakan tongkol terendah pada aplikasi HearNPV
sebesar 17.5%, sementara pada aplikasi Lecanicillium sp. sebesar 50% dan pada
aplikasi suspensi campuran kerusakan tongkol sebesar 22.5%. Residu HearNPV
dan konidia Lecanicillium sp. masih berhasil diisolasi setelah 15 hari perlakuan,
residu konidia pada tanah menghasilkan 13 colony forming units/ml.
Hasil analisis urutan DNA menunjukkan Lecanicillium sp. memiliki
hubungan kekerabatan yang dekat dengan L. kalimantanense strain BTCC F23
dengan tingkat homologi sebesar 94%. Berdasarkan analisis filogenetik
Lecanicillium sp. berada dalam cluster yang sama dengan L. kalimantanense
strain BTCC F23 dan V. indonesiacum strain BTCC-F36, sedangkan L. lecanii
lebih dekat dengan L. attenuatum, dan L. muscarium, namun tidak menutup
kemungkinan untuk pemberian nama baru terhadap spesies tersebut. | id |