Respons Galur Cabai (Capsicum annuum L.) Mutasi EMS terhadap Infeksi Pepper yellow leaf curl virus.
View/ Open
Date
2018Author
Nisa, Zahrotun
Hidayat, Sri Hendrastuti
Manzila, Ifa
Metadata
Show full item recordAbstract
Daun keriting kuning cabai merupakan salah satu penyakit penting pada
tanaman cabai di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh Pepper yellow leaf curl
virus (PYLCV), anggota genus Begomovirus. Kutukebul, Bemisia tabaci dikenal
sebagai serangga vektor yang berperan penting dalam penularan penyakit.
Mengurangi penyebaran penyakit dengan mengendalikan serangga vektor tidak
terlalu efektif. Penggunaan varietas tahan dianjurkan, meskipun sumber ketahanan
belum tersedia secara komersial. Induksi mutasi menggunakan ethyl methane
sulfonate (EMS) pada beberapa genotipe cabai telah dikembangkan pada
penelitian sebelumnya. Respons genotipe cabai tersebut terhadap infeksi PYLCV
perlu dievaluasi. Evaluasi genotipe dilakukan di rumah kaca menggunakan
rancangan acak kelompok faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah
genotipe cabai (galur mutan G, H, I, var Gelora dan Pelita 8), sedangkan faktor
kedua adalah inokulasi virus (inokulasi dan tanpa inokulasi virus). Inokulasi virus
dilakukan menggunakan serangga vektor dan infeksi virus dikonfirmasi
menggunakan polymerase chain reaction (PCR). Setelah inokulasi virus, gejala
yang paling umum terjadi adalah daun bercak kuning, mengeriting, dan cupping.
Periode inkubasi bervariasi di antara genotipe cabai, yaitu berkisar 1 sampai 3
minggu setelah inokulasi. Penilaian pada gejala penyakit menunjukkan bahwa
galur mutan H dan var Pelita 8 menunjukkan insidensi tertinggi dan keparahan
penyakit paling parah. Infeksi PYLCV juga menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan tanaman dan periode pembungaan. Respons genotipe yang diuji
dapat dibedakan menjadi agak rentan (galur G, I dan var Gelora), rentan (galur H),
dan sangat rentan (var Pelita 8).
Collections
- UT - Plant Protection [2336]