dc.description.abstract | Mangrove berfungsi sebagai pelindung abrasi pantai, kawasan pemijahan
serta sebagai habitat alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut. Mangrove
banyak dimanfaatkan sebagai penghasil kayu, kawasan wisata serta wilayah
konservasi. Adanya pemanfaatan mangrove tersebut menyebabkan terjadi
perubahan luasan mangrove yang berdampak pada keseimbangan ekosistem
perairan.
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menganalisis perubahan
sebaran mangrove di Bintan, Kepulauan Riau menggunakan citra satelit Landsat.
Data yang dikumpulkan adalah data insitu dan satelit. Data satelit yang digunakan
adalah satelit Landsat 5 TM (2005 dan 2009) dan Landsat 8 OLI/TIRS (2013 dan
2017). Sedangkan data insitu yang digunakan adalah jenis mangrove, substrat
perairan dan arus di Desa Pengudang dan Desa Berakit. Data pendukung yang
digunakan adalah data pasang surut tahun 2018. Klasifikasi yang digunakan untuk
analisis tutupan lahan yaitu dengan menggunakan algoritma Maximum Likelihood
dan 4 kernel pada Support Vector Machine. Lokasi yang digunakan untuk analisis
perubahan tutupan lahan adalah Desa Berakit, Bintan Buyu dan Teluk Sesah.
Pemilihan 3 lokasi tersebut berdasarkan zonasi mangrove dan keadaan mangrove
yang berbeda. Perubahan tutupan lahan selanjutnya akan dibahas dengan sebaran
konsentrasi muatan padatan tersuspensi (MPT) dan perubahan garis pantai.
Mangrove didominasi oleh jenis Rhizopora apiculata dan Rhizopora
mucronata. Mangrove masih memiliki peranan khususnya di Kabupaten Bintan
karena hampir mendominasi di seluruh kawasan pesisir. Keadaan mangrove di
beberapa lokasi telah mengalami kerusakan menjadi kering atau mati (Teluk
Sesah) dan alih konversi lahan (Bintan Buyu, Penaga, Berakit). Tingkat kerapatan
mangrove di Pesisir Bintan adalah jarang sampai rapat. Zonasi mangrove terbagi
atas zonasi pantai yang terdapat di Desa Berakit, zonasi muara di Desa Bintan
Buyu dan zonasi sungai di Desa Teluk Sesah. Klasifikasi dengan menggunakan
algoritma Support Vector Machine tipe kernel Radial Basis Function
menghasilkan akurasi yang tinggi yaitu 70,41% sedangkan Maximum Likelihood
mendapatkan akurasi 54,93 %. Hasil uji signifikansi terlihat tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara algoritma Support Vector Machine dengan tipe
kernel Radial Basis Function dengan SVM tipe kernel Sigmoid.
Analisis perubahan lahan tahun 2005-2017 menunjukkan bahwa perkebunan
memiliki luasan terbanyak di Desa Berakit, Bintan Buyu dan Teluk Sesah. Luasan
mangrove menjadi berkurang pada tahun 2009 selanjutnya mengalami
pertambahan sampai tahun 2017 di Desa Berakit dan Bintan Buyu sedangkan
Teluk Sesah mengalami pertambahan luasan mangrove pada tahun 2009 dan
terjadi luasan mangrove yang berkurang tahun 2013. Pemukiman pada masingmasing
desa mengalami peningkatan. Lahan terbuka mengalami peningkatan
luasan pada tahun 2009 hingga 2013 dan menjadi berkurang pada tahun 2017 di
Desa Berakit dan Teluk Sesah sedangkan Bintan Buyu luasan lahan terbuka
menjadi berkurang pada tahun 2009 selanjutnya mengalami peningkatan tahun
2013 dan menjadi berkurang pada tahun 2017.
Perubahan konsentrasi MPT memiliki korelasi yang tinggi dengan luasan
perkebunan di Desa Berakit dan Teluk Sesah yaitu 98 % dan 47% sedangkan
Desa Bintan Buyu perubahan konsentrasi MPT dengan luasan pemukiman yaitu
93%. Perubahan luasan perkebunan disebabkan banyaknya kelompok tani
membuka lahan perkebunan kelapa atau karet yang dijadikan sebagai mata
pencaharian sedangkan perubahan luasan pemukiman di Bintan Buyu disebabkan
dijadikannya Bintan Buyu sebagai ibukota Kabupaten Bintan tahun 2003 sehingga
terjadi pembangunan pada pemukiman dan kantor pemerintah.
Adanya aktivitas manusia pada suatu kawasan dapat mengakibatkan
terjadinya garis pantai. Perubahan garis pantai banyak terjadi di Desa Berakit
sehingga mengakibatkan terjadinya abrasi pantai. Hal ini disebabkan adanya
aktivitas penambangan pasir secara berkelanjutan sehingga memberikan pengaruh
terhadap kecepatan air laut yang langsung menghantam pantai tersebut. Pada Desa
Bintan Buyu dan Teluk Sesah mengalami akresi pada garis pantai yang
disebabkan bertambah luasnya perkebunan, pemukiman serta lahan terbuka. | id |