Show simple item record

dc.contributor.advisorNoor, Erliza
dc.contributor.advisorIsmayana, Andes
dc.contributor.authorSirait, Amelia Theresia
dc.date.accessioned2019-01-16T07:38:50Z
dc.date.available2019-01-16T07:38:50Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95603
dc.description.abstractIndustri manufaktur pembuatan pesawat terbang pada proses produksinya menghasilkan limbah cair. Limbah cair berasal dari unit machining dan surface treatment. Pada beberapa unit proses tersebut juga memerlukan air yang besar. Industri pesawat terbang selama ini hanya mengandalkan pengolahan limbah saja, dengan kenaikan produksi maka volume limbah akan bertambah. Hal tersebut akan berdampak terhadap penambahan volume limbah cair yang dihasilkan dan biaya operasional yang besar pada instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang kemudian juga berakibat pada kurang optimalnya pengolahan air limbah tersebut. Salah satu upaya dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan peluang produksi bersih, antara lain dengan melaksanakan good housekeeping, modifikasi/penambahan peralatan, maupun penerapan strategi 1E4R (Elimination, Re-think, Reuse, Reduction, Recovery dan Recycle). Penelitian ini dilakukan pada salah satu industri manufaktur pembuatan pesawat terbang yang berlokasi di Bandung. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) Mengidentifikasi limbah cair dari tahapan proses produksi; 2) Mendapatkan potensi produksi bersih yang dapat diterapkan untuk meminimisasi limbah cair; 3) Menilai potensi aplikasi produksi bersih secara teknis, ekonomi dan lingkungan; serta 4) Memberikan penentuan skala prioritas peluang produksi bersih. Penelitian dilakukan melalui metode observasi langsung, wawancara, studi literatur serta kuesioner terhadap pakar-pakar yang dipilih berdasarkan purposive sampling. Potensi peluang produksi bersih yang didapatkan dari hasil penelitian yaitu 1) modifikasi/penambahan peralatan lembaran polypropylene untuk menghindari kontaminasi larutan; 2) penerapan good housekeeping dengan cara mengganti pipa tangki yang rusak; 3) modifikasi peralatan untuk menghilangkan penguapan dengan cara menambahkan bola Teflon polypropylene; 4) Reuse air limbah terolah agar dapat digunakan kembali; serta 5) penambahan alat berupa selang chemical untuk menghilangkan ceceran. Masing-masing potensi produksi bersih tersebut memiliki nilai B/C Rasio > 1, sehingga layak untuk dilaksanakan. Pelaksanaan potensi produksi bersih tersebut membutuhkan skala prioritas dalam pelaksanaannya. Penentuan prioritas dilakukan dengan menggunakan metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Faktor kriteria yang digunakan adalah kriteria teknis, ekonomi, SDM dan lingkungan. Berdasarkan hasil penilaian faktor utama yang berpengaruh adalah kemudahan dalam pelaksaan, biaya dan manfaat jika diterapkan serta berdampak baik terhadap lingkungan. Skor penilaian yang didapat dari hasil perhitungan MPE menunjukkan bahwa good housekeeping menjadi pilihan pertama yang dilakukan, yang kemudian diikuti oleh modifikasi alat, dan recyle air limbah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcNatural Resourcesid
dc.subject.ddcWaste Waterid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBandung, Jawa Baratid
dc.titlePotensi Aplikasi Produksi Bersih Pada Proses Produksi Komponen Industri Pesawat Terbangid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordefisiensi prosesid
dc.subject.keywordindustri pesawat terbangid
dc.subject.keywordlimbah cairid
dc.subject.keywordpotensi produksi bersihid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record