Show simple item record

dc.contributor.advisorHariyadi, Sigid
dc.contributor.advisorSoewardi, Kadarwan
dc.contributor.authorPamudi
dc.date.accessioned2019-01-14T07:07:43Z
dc.date.available2019-01-14T07:07:43Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95368
dc.description.abstractBudidaya udang super intensif terus menunjukkan perkembangan yang pesat di Indonesia dikarenakan tingginya faktor permintaan pasar dan aspek keuntungan yang ditawarkan. Budidaya sistem ini menghasilkan limbah yang jauh lebih besar dari budidaya sistem konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penambahan beberapa jenis bakteri probiotik dan kombinasi pemberian aerasi dan kapur untuk peningkatan kualitas air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan referensi dalam pengolahan limbah tambak udang super intensif sehingga bermanfaat dalam menjaga kualitas lingkungan perairan pantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri probiotik menurun setelah dua hari sejak inokulasi awal. Oleh karena itu, pengolahan limbah secara mikrobiologis memerlukan penambahan bakteri baru setiap dua hari sekali. Pada kondisi aerobik, bakteri nitrifikasi berperan dalam proses nitrifikasi yang mengoksidasi total amonia nitrogen dan nitrit. Pada kondisi rendah oksigen, nitrifikasi berjalan sangat lambat sehingga mengakumulasi total amonia nitrogen dalam air limbah. Secara umum, perlakuan aerasi meningkatkan kelimpahan bakteri dan membantu dalam pengadukan limbah sehingga berperan lebih baik dalam mendegradasi bahan organik dan menurunkan konsentrasi bahan pencemar. Pemberian kapur dalam air limbah dilakukan dalam usaha mengikat ortofosfat sehingga tidak larut dan membentuk endapan/kristal. Namun, efektivitas pengendapan ortofosfat masih rendah karena pengikatan fosfat lebih efektif dalam pH tinggi, dimana ortofosfat lebih banyak dalam bentuk PO43-. Sementara itu, peran bakteri fotosintetik cukup tinggi sebagai bakteri pengakumulasi fosfat, namun bakteri ini sensitif terhadap pemberian kapur. Oleh karena itu, hasil penelitian menyarankan usaha penurunan konsentrasi ortofosfat tidak dapat dilakukan dengan pemberian bakteri dan kapur secara bersamaan. Pembangunan berkelanjutan memerlukan harmonisasi antara peraturan lingkungan yang memperhatikan daya dukung serta upaya penegakan hukum lingkungan sehingga mampu menciptakan pembangunan perikanan yang produktif dan berkesinambungan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcNatural Resourcesid
dc.subject.ddcWastewater Treatmentid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleEfektivitas Pengolahan Limbah Perikanan Budidaya dengan Pemanfaatan Probiotik untuk Pengelolaan Kawasan Tambak Berkelanjutanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBudidaya Udangid
dc.subject.keywordBakteri Penguraiid
dc.subject.keywordPengolahan Limbahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record