Show simple item record

dc.contributor.advisorSulistiono
dc.contributor.advisorSusanto, Handoko Adi
dc.contributor.authorNugraha, Yan Abdian
dc.date.accessioned2018-11-21T08:26:46Z
dc.date.available2018-11-21T08:26:46Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95250
dc.description.abstractMangrove merupakan salah satu sumberdaya alam yang mempunyai peranan penting dalam memelihara keseimbangan antara ekosistem darat dan ekosistem perairan. Eksosistem mangrove mempunyai sifat dan bentuk yang khas serta mempunyai fungsi dan manfaat sebagai sumberdaya pembangunan baik sebagai sumberdaya ekonomi maupun sumberdaya ekologi yang telah lama dirasakan masyarakat yang hidup di sekitar wilayah tersebut. Mengingat fungsi dan peranan ekosistem mangrove dalam mendukung kehidupan sangat tinggi, maka ekosistem mangrove harus dikelola dan dimanfaatkan berdasarkan prinsip-prinsip kelestarian fungsi ekologinya. Beberapa tahun terakhir ekosistem mangrove secara terus menerus mendapat tekanan akibat berbagai aktifitas manusia. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi membutuhkan berbagai sumberdaya guna memenuhi kebutuhan hidupnya, namun dalam pemanfaatannya sering kali kurang memperhatikan kelestarian sumberdaya tersebut. Kerusakan ekosistem mangrove tersebut diawali dengan adanya degradasi luasan, degradasi jenis, konflik kepentingan, eksploitasi dan pemanfaatan mangrove yang tidak sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Faktor utama penyebab kerusakan mangrove, yaitu: (1) Pencemaran, (2) Konversi yang kurang memperhatikan faktor lingkungan (Konversi ekosistem mangrove menjadi tambak merupakan faktor utama penyebab hilangnya ekosistem mangrove di pesisir), dan (3) Penebangan yang berlebihan. Potensi garis pantai pesisir utara Kabupaten Karawang cukup besar yaitu sekitar 84,23 km, yang membentang di 9 (sembilan) kecamatan dengan luas wilayah tambak ±18.000 hektar. Kabupaten Karawang memiliki potensi perikanan tangkap yang cukup besar, dengan panjang pantai mencapai 84,23 km. Sedangkan pada perikanan budidaya Kabupaten Karawang memiliki areal tambak seluas 18.273 hektar. Dengan potensi tersebut, produksi ikan di Kabupaten Karawang diperkirakan mencapai 46 ribu ton per tahun, yang antara lain dihasilkan dari sektor perikanan budidaya yang mencapai 38 ribu ton dan perikanan tangkap sebesar 7 ribu ton. Hasil penelitian didapatkan kondisi ekosistem mangrove di pesisir Kabupaten Karawang mengalami penurunan di tahun 1995 sampai dengan 2005 sebesar 17,96 %, akan tetapi mulai meningkat kembali di tahun 2005 sampai dengan 2015 sebesar 18,42 %. Ini kemungkinan diakibatkan 2 (dua) kondisi yang berbeda dipengaruhi oleh besarnya konversi tambak karena mangrove dan seberapa besar mangrove berkontribusi terhadap sumberdaya perikanan di kawasan tersebut. Kondisi ini juga sejalan dengan kondisi mangrove di pantura Jawa Barat yang terus meningkat pada saat ini dikarenakan pentingnya mangrove dalam menjaga fungsi lingkungan hidup di wilayah pesisir, dengan banyaknya upaya untuk merehabilitasi dan mengkonservasi mangrove. Jenis mangrove yang ditemukan dalam penelitian ini adalah Rhizophora sp., Soneratia sp., Avicennia sp., dan Bruguiera sp. Penelitian ini menunjukan Indeks Nilai Penting tertinggi pada tingkat pohon ditemukan Rhizophora apiculata di stasiun 3 yaitu sebesar 195,17%, Indek Nilai Penting tertinggi pada tingkat anakan ditemukan Rhizophora apiculata di stasiun 1 sebesar 170,02%, dan Indek Nilai Penting tertinggi pada tingkat semai ditemukan Rhizophora apiculata di stasiun 3 sebesar 123,33%. Sedangkan untuk hasil analisis luasan ekosistem mangrove yang ada di pesisir karawang dengan hasil produksi perikanan selama 5 (lima) tahun kebelakang, baik perikanan budidaya maupun perikanan tangkap terjadi perubahan yaitu pada perikanan budidaya mengalami peningkatan sebesar 1% sedangkan pada perikanan tangkap mengalami penurunan sebanyak 3%. Luas hutan mangrove berpengaruh nyata dan positif terhadap produksi udang dan kerang namun tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap total produksi perikanan tangkap dan budidaya. Masyarakat di pesisir karawang sangat setuju bahwa; 1) Kawasan mangrove di pesisir karawang saat ini perlu/penting untuk dikelola agar dapat lestari, 2) Bentuk pengelolaan kawasan mangrove yang dilakukan harus melibatkan seluruh penduduk setempat, 3) Perlu adanya kerjasama antara pemerintah dan penduduk setempat dalam kegiatan pengelolaan kawasan mangrove. Strategi pengelolaan ekosistem mangrove untuk mendukung perikanan di pesisir Kabupaten Karawang di dapatkan alternatif strategi yakni Konservasi/Rehabilitasi mangrove kemudian di ikuti dengan melakukan Pengembangan Ekowisata, Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan dan Pelatihan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcCoastal Resourcesid
dc.subject.ddcMangrove Resourcesid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcKarawang-Jawa Baratid
dc.titleStrategi Pengelolaan Ekosistem Mangrove Untuk Mendukung Perikanan Di Pesisir Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordperubahan luasan mangroveid
dc.subject.keywordproduksi perikananid
dc.subject.keywordpersepsiid
dc.subject.keywordstrategiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record