Show simple item record

dc.contributor.advisorMarliyati, Sri Anna
dc.contributor.advisorSetiawan, Budi
dc.contributor.authorYunieswati, Wilda
dc.date.accessioned2018-11-21T08:26:09Z
dc.date.available2018-11-21T08:26:09Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95249
dc.description.abstractTenaga kerja sektor pertanian merupakan tenaga kerja terbesar di Indonesia, yang jumlahnya mencapai 33.36 juta orang per Agustus 2017. Jumlah ini mewakili 27.56% dari total tenaga kerja di Indonesia. Meskipun populasi tenaga kerja pertanian besar, sektor pertanian hanya menyumbang 10.60% dari total PDB. Kondisi ini menunjukkan bahwa produktivitas kerja di sektor pertanian rendah. Kakao adalah salah satu komoditas unggulan di sub sektor perkebunan dan berkontribusi secara konsisten sebagai sumber devisa (Arsyad et al. 2011). Pengembangan kakao memiliki potensi dalam pembangunan ekonomi. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas kakao adalah memberikan perhatian tentang gizi yang baik dan kesehatan yang baik dari petani kakao. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara status gizi, status kesehatan, konsumsi pangan, dan gaya hidup dengan produktivitas kerja pada petani kakao di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di perkebunan Kakao di yang berada di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Anreapi dan Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian berjudul Sustainability and Provitability of Cocoa-based Farming Systems in Indonesia kerjasama antara AIC (Australia-Indonesia Centre) dengan InterCafe LPPM Institut Pertanian Bogor, Universitas Hasanuddin dan Syndey University, Australia. Subjek penelitian adalah 58 petani kakao laki-laki di Kabupaten Polewali Mandar. Kriteria inklusi bagi subjek penelitian adalah 1) laki-laki berusia 18-65 tahun, 2) petani kakao, 3) dalam keadaan sehat 4) bersedia dan berada di dalam lokasi penelitian selama penelitian berlangsung untuk melakukan wawancara dan pengukuran antropometri, komposisi tubuh dan tekanan darah secara langsung. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data karakteristik contoh, status gizi (IMT, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang pinggul), tekanan darah, konsumsi pangan (food recall 2x24 jam), kebiasaan makan dan gaya hidup, aktivitas fisik (recall 2x24 jam), riwayat kesehatan keluarga, pengetahuan tentang penyakit tidak menular (PTM), data partisipasi program kesehatan desa dan produktivitas kerja. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan subjek. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran langsung menggunakan alat pengukur antropometri, komposisi tubuh dan tekanan darah. Data sekunder meliputi data gambaran umum lokasi penelitian dan gambaran umum gizi dan kesehatan di lokasi penelitian yang didapatkan dari studi literatur pemerintahan Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi, konsumsi pangan, dan gaya hidup terhadap produktivitas kerja petani kakao. Terkait dengan status kesehatan, ada hubungan sigifikan antara status kesehatan yang dilihat dari tekanan darah dengan jumlah kakao yang dipetik per hari (kilogram). Selain itu, ada juga hubungan signifikan antara status kesehatan yang dilihat dari kejadian obesitas sentral dengan jumlah hari tidak datang/absen ke kebun karena sakit. Tidak ada hubungan antara konsumsi pangan yang kurang baik (poor diet) dengan status kesehatan pada petani kakao. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan produktivitas kerja di antara petani kakao laki-laki. Variabel yang memengaruhi status kesehatan (kejadian hipertensi) pada petani kakao adalah kebiasan olahraga (OR: 3.836) dan kebiasaan merokok (OR: 0.206). Sementara itu, variabel yang memengaruhi status kesehatan (obesitas sentral) pada petani kakao adalah kecukupan energi (OR: 9.64) dan kecukupan protein (OR: 1.58). Variabel yang memengaruhi produktivitas kerja petani kakao (jumlah kakao yang dipetik per hari) adalah lingkar pinggang (kejadian obesitas sentral), kebiasaan olahraga dan konsumsi kopi. Sementara itu, variabel yang memengaruhi produktivitas kerja petani kakao (jumlah hari absen/ tidak masuk kebun karena sakit) adalah asupan sayur buah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcNutritionid
dc.subject.ddcNutritional Statusid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcPolewali Mandar, Sulawesi Baratid
dc.titleHubungan Status Gizi, Status Kesehatan, Konsumsi Pangan, dan Gaya Hidup dengan Produktivitas Kerja Petani Kakao di Polewali Mandarid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordpetani kakaoid
dc.subject.keywordproduktivitas kerjaid
dc.subject.keywordstatus giziid
dc.subject.keywordstatus kesehatanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record