Show simple item record

dc.contributor.advisorCarman, Odang
dc.contributor.advisorJunior, Muhammad Zairin
dc.contributor.authorRohmy, Sulasy
dc.date.accessioned2018-11-21T01:48:17Z
dc.date.available2018-11-21T01:48:17Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95199
dc.description.abstractIkan sinodontis (Synodontis sp.) merupakan salah satu ikan hias introduksi yang sudah diproduksi massal di Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Depok. Permasalahan pada budidaya ikan sinodontis adalah sulitnya mendapatkan ikan jantan yang siap pijah yang diduga rendahnya nisbah kelamin jantan pada populasi alaminya. Teknik maskulinisasi adalah suatu teknologi seks reversal yang mengarahkan diferensiasi kelamin menjadi jantan dan dilakukan pada saat gonad ikan belum terdiferensiasi. Tanaman purwoceng (Pimpinella alpina) dikenal sebagai tanaman yang dapat meningkatkan libido dan vitalitas (afrodisiak), dan dapat mempengaruhi sistem endokrin pada ikan karena mengandung senyawa stigmasterol yang memiliki kemiripan struktur molekul dengan kolesterol dan hormon androgen. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak purwoceng (Pimpinella alpina) dalam maskulinisasi ikan sinodontis (Synodontis eupterus). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan, yaitu perendaman menggunakan ekstrak purwoceng 15 mg/L (P15), 25 mg/L (P25), hormon 17α-metiltestosteron dosis 0.5 mg/L (MT) dan perendaman tanpa ekstrak purwoceng dan tanpa hormon MT sebagai kontrol (K0). Perendaman dilakukan pada fase bintik mata dan dilakukan selama delapan jam. Larva diberi pakan awal berupa artemia (Artemia spp.) secara at satiation sebanyak 3-4 kali sehari selama 14 hari dilanjutkan dengan pakan berupa cacing sutera (Tubifex sp.) dua kali sehari secara at satiation selama delapan minggu. Benih yang berumur delapanminggu kemudian diberi pakan berupa pelet komersial dengan kandungan protein 32% dua kali sehari secara at satiation dan dipelihara hingga berumur 16 minggu. Sebanyak 60 sampel masing-masing perlakuan dibedah dan diambil bakal gonad untuk identifikasi seks menggunakan metode pewarnaan asetokarmin. Parameter uji yang diamati terdiri dari daya tetas telur, abnormalitas, pertumbuhan, kelangsungan hidup pada larva umur seminggu dan benih umur 16 minggu serta rasio kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak purwoceng dosis 15 mg/L dan 25 mg/L dalam maskulinisasi ikan sinodontis cukup efektif meningkatkan persentase rasio jantan sebesar 50.00-59.06 % dari populasi alaminya. Ekstrak purwoceng memiliki efektivitas yang lebih rendah dari metiltestosteron tetapi memiliki prospek yang baik sebagai alternatif fitoandrogen yang aman dan lebih ramah lingkungan dalam maskulinisasi ikan sinodontis.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcSynodontisid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcDepok, Jawa Baratid
dc.titleMaskulinisasi ikan hias sinodontis Synodontis eupterus melalui perendaman embrio menggunakan ekstrak purwoceng Pimpinella alpinaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordmaskulinisasiid
dc.subject.keywordPurwocengid
dc.subject.keywordPimpinella alpinaid
dc.subject.keywordperendamanid
dc.subject.keywordSynodontis eupterusid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record