dc.description.abstract | Pisang merupakan salah satu komoditas unggulan yang ada di Kabupaten Nunukan dan menjadi sumber utama devisa bagi wilayah perbatasan. Pisang merupakan penyumbang produksi buah-buahan sebesar 58,99% dari total produksi buah-buahan Provinsi Kalimantan Utara (BPS 2015). Kabupaten Nunukan menjadi sentra produksi pisang khususnya di Pulau Sebatik.
Komoditas pisang di Kabupaten Nunukan mengalami penurunan produksi dari tahun 2011 sebanyak 26.696 ton menjadi 8.806 ton pada tahun 2015 (BPS 2015). Peningkatan nilai tambah menjadi prioritas untuk mengurangi kesenjangan ekonomi guna menyetarakan neraca perdagangan dengan Malaysia (Mulyo et al. 2017). Perlu adanya strategi untuk mengelola usahatani yang berkelanjutan agar menghasilkan kemandirian masyarakat serta ketahanan pangan.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis penggunaan lahan eksisting di kawasan perbatasan. (2) Menganalisis pendapatan usahatani pisang masyarakat di kawasan perbatasan. (3) Menganalisis indeks keberlanjutan usahatani pisang di kawasan perbatasan. (4) Menganalisis serta merumuskan strategi untuk mengelola usahatani pisang di kawasan perbatasan.
Penelitian ini dilakukan selama 4 hari pada tanggal 25-28 April 2017 di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara. Metode yang digunakan adalah survey dengan purposive sampling dan analisisnya bersifat quantitative. Data primer diperoleh dari survey lapangan, wawancara dengan kelompok tani, masyarakat dan beberapa tokoh masyarakat sebagai informan. Data sekunder diperoleh berupa studi literatur yang ditelusuri dari penelusuran dan arsip dokumen pada lokasi penelitian, pemerintahan setempat, Bappeda, BPS, peta administrasi dan tata guna lahan, RTRW/RDTR dan jurnal yang terkait. Analisisnya berupa pola penggunaan lahan, analisis pendapatan usaha tani, multidimensional scalling (MDS) dan SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan paling luas didominasi oleh perkebunan pisang. Penggunan lahan untuk usahatani pisang sesuai dengan peruntukan dan zonasi yang sudah ditetapkan sesuai RDTR Pulau Sebatik 2014-2034. Pisang termasuk kedalam komoditas unggulan yang menguntungkan karena nilai R/C rasionya lebih besar dari satu. Status keberlanjutan multidimensi usahatani di wilayah perbatasan adalah tergolong kategori cukup berkelanjutan dengan indeks 56,06. Pada tiap dimensi diperlihatkan status keberlanjutan baik dimensi ekologi (55,63), ekonomi (56,29), sosial (66,66), maupun teknologi (55,35) sudah berkategori cukup berkelanjutan, akan tetapi pada kategori kelembagaan (46,39) masih tergolong kurang berkelanjutan. Rekomendasi strategi pengelolaan keberlanjutan usahatani pisang pada lahan pertanian di kawasan perbatasan dengan Malaysia adalah: (a) Meningkatkan hasil produksi dengan mengoptimalkan penggunaan pupuk organik serta memanfaatkan lahan yang tersedia (b) Menyediakan infrastruktur pertanian yang dibutuhkan serta menggunakannya secara efektif dan efisien (c) Pemberdayaan masyarakat guna melestarikan budaya bertani dengan
menjadikannya sentra UMKM serta memberikan pelatihan (d) Melestarikan event budaya berdasarkan kearifan lokal. | id |