| dc.description.abstract | Pengolah ikan siap saji di Kabupaten Pringsewu merupakan pengolah dengan skala usaha mikro. Olahan siap saji yang dihasilkan berupa bakso, siomay, keripik kulit, abon, stik, baby fish serta ikan asap. Pengolah ikan siap saji skala usaha mikro diduga memiliki keterbatasan pada aspek teknis dan manajerial dalam menjalankan usahanya. Keterbatasan pada aspek teknis yaitu pengolah ikan masih menggunakan tenaga secara manual, tanpa menggunakan teknologi modern. Pengolah ikan siap saji juga mempunyai keterbatasan dalam melakukan manajerial usaha seperti kendala dalam hal perizinan, mengakses modal dan pasar serta kemampuan bermitra.
Proses pengolahan ikan di Indonesia mayoritas dilakukan oleh pengolah ikan dengan skala mikro. Terdapat 36.000 unit pengolah ikan masih menggunakan tenaga secara manual, tanpa menggunakan teknologi modern (Kemenperin 2015). Tahun 2013 di Indonesia yang melakukan aktivitas ataupun kegiatan ekonomi dalam bidang usaha pengolahan ikan telah menghasilkan produk olahan ikan sekitar Rp4,03 milyar dari seluruh jumlah pengolah ikan (Kemenperin 2013). Ketersediaan bahan baku ikan pada tahun 2014 di Indonesia mencapai 20,84 juta ton dari produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Perikanan tangkap sekitar 30 persen dan perikanan budidaya 70 persen (BPS 2015). Produksi perikanan budidaya pada tahun 2014 di Provinsi Lampung sejumlah 152.310 ton dan produksi perikanan tangkap 164.155 ton (BPS 2015). Pada tahun 2015 produksi perikanan budidaya air tawar di Kabupaten Pringsewu sejumlah 4.637,49 ton BPS 2015).
Tujuan penelitian ini adalah 1) mengukur tingkat kapasitas pengolah ikan siap saji usaha mikro di Kabupaten Pringsewu, 2) mengungkapkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kapasitas pengolah ikan siap saji usaha mikro di Kabupaten Pringsewu, 3) mengungkapkan pengaruh kapasitas pengolah ikan siap saji usaha mikro terhadap keberlanjutan usaha di Kabupaten Pringsewu. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai bulai Mei 2018. Jumlah pengolah ikan pada penelitian ini yaitu 75 orang. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan uji inferensial menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 24 dan program Partial Least Square (PLS) 3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kapasitas pengolah ikan siap saji usaha mikro di Kabupaten Pringsewu berada pada kategori rendah, baik pada aspek teknis maupun manajerial. Aspek teknis rendah dalam hal penanganan limbah, penyimpanan produk, seleksi bahan baku dan proses pengolahan serta pengemasan. Pada aspek manajerial rendah dalam hal bermitra, mengakses modal perbankan dan mengakses pasar. Tingkat kapasitas pengolah ikan siap saji usaha mikro di Kabupaten Pringsewu dipengaruhi oleh faktor karakteristik individu berupa pendidikan formal dan non formal. Selain karakteristik individu, dukungan penyuluhan berupa intensitas penyuluhan dan metode penyuluhan juga berpengaruh terhadap tingkat kapasitas pengolah ikan
siap saji usaha mikro di Kabupaten Pringsewu. Begitu juga dukungan eksternal berupa dukungan dari pemerintah.
Tingkat keberlanjutan usaha pengolahan ikan siap saji usaha mikro di Kabupaten Pringsewu berada pada kategori rendah, baik pada aspek sosial maupun lingkungan. Aspek sosial rendah terkait hubungan dengan aparatur desa dan tetangga serta sesama pengolah ikan. Kapasitas pengolah ikan berpengaruh positif secara nyata terhadap keberlanjutan usahanya, baik pada aspek ekonomi dan lingkungan. Artinya semakin tinggi kemampuan teknis maupun manajerial maka usaha yang dimiliki akan semakin berkembang. | id |
