Daya Saing dan Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Komoditas Tebu dengan Pendekatan Policy Analysis Matrix di Kabupaten Pati Jawa Tengah
Abstract
Kondisi pergulaan Indonesia yang semakin defisit merupakan suatu
permasalahan, di mana rendahnya produksi gula dalam negeri untuk menutupi
tingginya tingkat konsumsi gula di Indonesia. Ketimpangan pola produksi dan
konsumsi gula di Indonesia menjadi suatu permasalahan besar. Penurunan produksi
gula dalam negeri menyebabkan tingginya permintaan akan kebutuhan impor gula
di Indonesia. Permintaan gula dalam negeri yang semakin meningkat mengikuti
pertambahan jumlah penduduk di Indonesia.Berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1).
Menganalisis besar kemampuan daya saing komoditas tebu dan 2). Menganalisis
dampak pengaruh kebijakan pemerintah terhadap gula tebu di Kabupaten Pati, Jawa
Tengah.
Penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian menerangkan
(explanatory research) dan penelitian deskriptif (deskriptif research). Jumlah
sampel 40 responden dan populasinya adalah petani tebu di PG Trangkil dan Pakis
Baru di kabupaten Pati. Data yang diperlukan yaitu data karakteristik meliputi jenis
bibit, pemupukan, luas lahan, komponen biaya usahatani dan komponen
pendapatan dan data petani responden Alat yang digunakan untuk memperoleh data
primer yaitu kuesioner.
Berdasarkan tujuan dan hasil analisis dari uraian diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa usaha tani tebu di pati pada tahun 2016 di Pati masih
menguntungkan, hal ini karena kebijakan yang diberikan pemerintah secara
signifikan telah memberi keuntungan pada usaha tani tebu baik kebijakan input
maupun output. Kebijakan input berupa subsidi pupuk mengurangi biaya input
sebesar Rp. 1 757 070.86/ha/th dan melalui kebijakan output meningkatkan
pendapatan petani sebesar Rp. 10 520 113.560/th/ha. Keuntungan yang didapat oleh
petani rata rata sebesar Rp. 3 604 989.50 /ha/. Namun besarnya transfer input dan
output pada produsen ternyata belum mampu mendorong daya saing komparatif
gula petani di Pati. Berdasarkan daya saing komparatif (Nilai DRCR =1.2850 dan
PRCR = 0.98 untuk siklus 4 tahunan) maka usaha tani tebu di Pati outputnya tidak
mempunyai daya saing. Hal ini karena biaya input private tidak mampu membiayai
sosial outputnya. Dengan demikian gula Indonesia belum bisa ditujukan sebagai
komoditas ekspor.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]