Kinerja Produksi Fingerling Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor pada Teknologi Bioflok dengan Penambahan Kalsium Karbonat
View/ Open
Date
2018Author
Murtawan, Heri
Budiardi, Tatag
Ekasari, Julie
Metadata
Show full item recordAbstract
Budidaya ikan sidat menghadapi dua permasalahan utama, yaitu tingginya rasio konversi pakan dan rendahnya laju pertumbuhan. Dalam lingkungan akuakultur yang bersifat tertutup, rasio konversi pakan berkontribusi terhadap akumulasi limbah amonia yang bersifat toksik bagi ikan sidat. Untuk itu, para pembudidaya ikan sidat harus membuang limbah ini dengan mengganti air atau dengan melakukan filtrasi dengan sistem resirkulasi. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi limbah amonia dalam sistem budidaya adalah teknologi bioflok. Bioflok merupakan teknologi yang menerapkan proses biokonversi amonia. Amonia dalam media budidaya akan dikonversi menjadi biomassa mikrob yang selanjutnya membentuk agregat disebut dengan bioflok. Bioflok mengandung nutrien-nutrien penting seperti protein dan lemak yang dapat dikonsumsi oleh ikan. Keberadaan nutrien ini berkontribusi kepada peningkatan laju pertumbuhan, efisiensi pakan dan kesehatan ikan.
Agregasi bakteri merupakan salah satu tahap penting dalam proses flokulasi bioflok yang berperan penting dalam fungsi bioflok. Permukaan bakteri diketahui memiliki muatan negatif yang akan menarik ion-ion positif di lingkungan dan memungkinkan terjadinya interaksi agregasi antar sel-sel bakteri. Untuk itu penambahan ion positif ke dalam media budidaya dengan teknologi bioflok diduga dapat meningkatkan agregasi bakteri dalam teknologi bioflok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat penambahan konsentrasi CaCO3 sebagai sumber ion positif yang paling optimal dalam budidaya ikan sidat Anguilla bicolor bicolor fingerling dalam teknologi bioflok.
Penelitian menggunakan empat buah perlakuan yaitu penambahan CaCO3 pada media budidaya dengan konsentrasi 0 mg L-1, 50 mg L-1, 100 mg L-1 dan 200 mg L-1. Kontrol berupa budidaya ikan sidat menggunakan sistem resirkulasi. Masing-masing perlakuan dan kontrol mendapat ulangan sebanyak tiga kali ulangan. Ikan sidat yang digunakan adalah ikan sidat Anguilla bicolor bicolor dengan bobot 18.90±0.18 g yang merupakan hasil tangkapan alam dari daerah Cilacap. Ikan sidat didistribusikan pada setiap akuarium dengan kepadatan 4 g L-1 dan dipelihara selama 100 hari.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas air pada teknologi bioflok dengan penambahan CaCO3 lebih baik dibandingkan dengan kontrol dan teknologi bioflok tanpa penambahan CaCO3. Konsentrasi amonia, alkalinitas dan pH dalam media pemeliharaan ikan sidat teknologi bioflok dengan penambahan kalsium karbonat menunjukkan nilai yang lebih baik daripada teknologi bioflok tanpa penambahan kalsium karbonat dan kontrol. Turbiditas air lebih rendah pada teknologi bioflok dengan penambahan CaCO3 tetapi volume flok pada perlakuan ini lebih tinggi pada teknologi bioflok dengan penambahan kalsium. Tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan, koefisien keragaman ikan dan rasio konversi pakan pada teknologi bioflok lebih baik dibandingkan dengan kontrol. Parameter kinerja produksi ikan pada teknologi bioflok dengan penambahan kalsium karbonat sebanyak 50 mg L-1 dan 100 mg L-1 CaCO3 lebih baik
dibandingkan dengan teknologi bioflok tanpa penambahan kalsium. Berdasarkan hasil penelitian ini, penambahan 50 mg L-1 CaCO3 dapat direkomendasikan memperbaiki kinerja produksi pemeliharaan ikan sidat fingerling dalam teknologi bioflok.
Collections
- MT - Fisheries [3016]