dc.description.abstract | Kondisi remaja di Indonesia saat ini semakin mengkhawatirkan. Data
Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia KPAI sejak tahun 2011 hingga
2017 menunjukkan peningkatan kasus anak berhadapan dengan hukum, kasus
anak sebagai pelaku kekerasan di sekolah, dan kasus siswa menjadi pelaku
tawuran. Kasus tersebut termasuk perilaku antisosial, yaitu perilaku-perilaku yang
menyimpang dari norma-norma, baik aturan keluarga, sekolah, masyarakat,
maupun hukum. Perilaku anti sosial anak perlu dikendalikan dengan
mengembangkan perilaku yang bertentangan, yaitu perilaku prososial. Perilaku
prososial remaja berkaitan dengan penilaian remaja terhadap dirinya yang
dibentuk melalui interaksi remaja dengan orang-orang disekitarnya.
Tujuan umum dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh interaksi orang tua-anak, interaksi saudara kandung, interaksi dengan
teman sebaya, dan self-esteem terhadap perilaku prososial remaja awal. Tujuan
khusus penelitian ini, yaitu (1) Menganalisis perbedaan interaksi orang tua-anak,
interaksi saudara kandung, interaksi dengan teman sebaya, self-esteem, dan
perilaku prososial remaja awal berdasarkan jenis kelamin; (2) Menganalisis
pengaruh karakteristik remaja, karakteristik saudara kandung, karakteristik
keluarga, interaksi orang tua-anak, interaksi saudara kandung, interaksi dengan
teman sebaya, dan self-esteem terhadap perilaku prososial remaja awal.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dan metode
survey dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data.
Lokasi penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Dramaga yang dipilih secara
purposive untuk mendapatkan responden remaja yang beragam. Waktu penelitian
dilaksanakan pada April 2018. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa
dan siswi kelas VII dan VIII SMP Negeri 1 Dramaga yang memiliki saudara
kandung dengan jenis kelamin sama. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah
374 orang. Teknik penarikan contoh yang digunakan adalah stratified random
sampling. Jumlah contoh dalam penelitian ini adalah 200 orang siswa dengan 100
orang siswa laki-laki dan 100 orang siswa perempuan. Pengolahan dan analisis
data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel dan Statistical
Package for Social Science (SPSS). Analisis yang dilakukan meliputi analisis
deskriptif, uji beda t-test, uji regresi linear berganda, dan analisis jalur.
Interaksi keluarga dan interaksi dengan teman memiliki dua dimensi, yaitu
dimensi closeness dan discord. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan signifikan dari persepsi interaksi dengan ayah berdasarkan
jenis kelamin remaja. Terdapat perbedaan signifikan antara remaja laki-laki dan
perempuan dari interaksi dimensi closeness dengan ibu (p-value=0.011), dengan
saudara kandung (p-value=0.000), dan dengan teman (p-value=0.008). Interaksi
dengan saudara kandung dimensi discord remaja perempuan lebih tinggi secara
signifikan daripada remaja laki-laki (p-value=0.008). Rata-rata interaksi dengan
ibu dimensi closeness paling tinggi dari semua interaksi mengindikasikan bahwa
remaja paling sering melakukan interaksi yang menunjukkan penerimaan dan
kehangatan dengan ibunya dibandingkan dengan ayah, saudara kandung berjenis
kelamin sama, dan temannya.
Penelitian ini memperlihatkan adanya hubungan positif antara urutan
kelahiran remaja dengan interaksi saudara kandung dimensi discord dan usia
saudara kandung berhubungan positif dengan interaksi saudara kandung dimensi
closeness, sedangkan jarak usia berhubungan negatif dengan interaksi saudara
kandung dimensi discord. Terdapat pengaruh positif interaksi dimensi closeness
dengan ayah dan ibu terhadap self-esteem remaja dan adanya pengaruh negatif
dari interaksi dengan teman dimensi discord terhadap self-esteem remaja. Hasil
juga menunjukkan bahwa interaksi dimensi closeness dengan ibu, saudara
kandung, dan teman serta self-esteem remaja berpengaruh positif terhadap
perilaku prososial, sedangkan interaksi dengan ayah tidak memiliki pengaruh
yang signifikan. | id |