Model Peramalan ARIMA Harga Bawang Merah di DKI Jakarta Menggunakan Dekomposisi Ensemble.
View/ Open
Date
2018Author
Lestari, Febie Tri
Afendi, Mochammad Farit
Masjkur, Mohammad
Metadata
Show full item recordAbstract
Bawang merah merupakan salah satu komoditas tanaman sayuran jenis
rempah-rempah yang tidak berdistribusi dan termasuk tanaman musiman yang
biasanya digunakan sebagai bumbu masakan, dan obat tradisional. Pada saat
musim bukan panen raya atau hari besar keagamaan persediaan bawang merah
kerap tidak dapat memenuhi kebutuhan, sehingga salah satu upaya pemerintah
dalam mengatasinya dengan melakukan impor bawang merah, namun hal tersebut
semakin mendukung fluktuasi dari harga bawang merah. Sebenarnya dengan
memanfaatkan fluktuasi harga tersebut akan didapatkan informasi mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhinya yakni dengan mengkaji pola pergerakan
harga serta melakukan peramalan yang tepat dari harga bawang merah, dan
metode Ensamble Empirical Mode Decomposition (EEMD) dapat diterapkan
untuk mengkaji hal ini. EEMD merupakan suatu metode dekomposisi yang dapat
digunakan untuk mengubah serangkaian fungsi waktu dari sinyal suatu data
menjadi beberapa sub-sinyal hasil dari perataan, atau dikenal dengan Intrinsik
Mode Function (IMF) dan sisaan IMF. Dalam penelitian ini, konsep ini diterapkan
pada data harga bawang merah mingguan DKI Jakarta periode Juli 2008 sampai
April 2018 sebanyak 521 data. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan
sebanyak 7 IMF dan sisaan IMF yang kemudian digunakan sebagai peramalan
IMF dan sisaan IMF untuk beberapa waktu ke depan dengan ARIMA yakni
dengan memilih model terbaik dari setiap komponen IMF dan sisaan IMF. Pada
akhirnya didapatkan peramalan harga bawang merah mingguan di DKI Jakarta
periode bulan Mei – Juli 2018 berkisar antara Rp34295.67,- sampai Rp36133.36,-
dengan rata-rata harga peramalan untuk bulan Mei-Juli 2018 masing-masing
Rp34482.39,- , Rp 35207.12,-, dan Rp 36024.88,- dengan nilai MAPE sebesar
1.85 %.