Perubahan Penggunaan Lahan dan Alih Ragam Hujan Menjadi Debit di Sub DAS Cimanuk Hulu Kabupaten Garut
Abstract
Perubahan penggunaan lahan dapat menyebabkan berubahnya fungsi lahan
dalam meresapkan air dan melimpaskan aliran permukaan. Perubahan penggunaan
lahan yang tidak menerapkan kaidah konservasi tanah dan air akan meningkatkan
jumlah dan energi kinetik hujan sampai di permukaan tanah, sehingga sangat
potensial meningkatkan laju aliran permukaan, erosi tanah, longsor, sedimentasi,
pendangkalan sungai dan banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perubahan penggunaan lahan dan alih ragam hujan menjadi debit di Sub DAS
Cimanuk Hulu. Hubungan antara hujan dengan perubahan penggunaan lahan dalam
kaitannya dengan kajian aliran permukaan dan debit telah banyak dibuat model
hubungannya, salah satunya model SWAT. Hasil analisis menunjukkan
penggunaan lahan pada tahun 2013-2017 di Sub DAS Cimanuk Hulu mengalami
perubahan. Penggunaan lahan berupa hutan tanaman, semak belukar, perkebunan,
permukiman dan sawah mengalami penambahan luas. Penambahan luas terbesar
terjadi pada penggunaan lahan berupa sawah sebesar 3 318.45 ha. Perubahan
penggunaan lahan hutan tanaman, semak belukar, perkebunan, dan permukiman
masing-masing sebesar 804.56 ha, 1.30 ha, 234.50 ha, dan 959.79 ha. Sedangkan
penggunaan lahan berupa hutan lahan kering sekunder, lahan terbuka, pertanian
lahan kering, dan kebun campuran mengalami pengurangan luas. Pertanian lahan
kering merupakan penggunaan lahan yang mengalami pengurangan luas paling
signifikan, yaitu sebesar 4 201.48 ha. Perubahan penggunaan lahan tersebut
mempengaruhi alih ragam hujan menjadi debit. Koefisien aliran permukaan
meningkat dari tahun 2011 sebesar 0.07 menjadi 0.09 pada tahun 2012 dan pada
tahun 2013 menjadi 0.38. Aliran sungai yang berasal dari aliran permukaan
mengalami peningkatan dari 2013-2017 sebesar 186 mm, sedangkan yang berasal
dari aliran lateral dan aliran bawah tanah mengalami penurunan masing-masing
sebesar 6.09 mm dan 171.95 mm.