Pemanfaatan Lumpur dan Air Kolam Ikan di Lahan Terpadu Pertanian dan Perikanan: Pola Pelepasan Fosfor Setelah Pengeringan Selama Tiga Bulan
View/ Open
Date
2018Author
Tiffani, Shabila Esa
Hartono, Arief
Anwar, Syaiful
Metadata
Show full item recordAbstract
Sebagian besar petani di Desa Petir Darmaga yang terletak di hulu
sungai mempunyai kolam ikan. Petani biasanya membuang air kolam ikan
ke kanal yang arah alirannya melewati sungai di Jakarta dan berakhir di
Teluk Jakarta. Sementara lumpur oleh petani dikumpulkan di pinggir kolam
dan dijadikan pengeras batas kolam. Ketika hujan, hara-hara dalam lumpur
ini larut dan masuk ke dalam badan air seperti kanal dan akhirnya ke sungai.
Hal ini dikhawatirkan akan menjadi bahan pencemar nitrat dan fosfat di
sistem perairan. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk mengurangi akumulasi
fosfat dan nitrat di sungai-sungai perlu dilakukan dengan menjadikan
lumpur dan air kolam ikan sebagai pupuk fosfor dan nitrogen atau sebagai
bahan pembenah tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
karakteristik pelepasan P yang tererap (terjerap) yang diberi perlakuan
lumpur dan air kolam ikan setelah mengalami pengeringan selama tiga
bulan. Contoh tanah diambil di Desa Petir Darmaga, Jawa Barat. Tanah
300g BKM kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol dan diberi
perlakuan lumpur kolam (b/b) dengan dosis 0%, 2.5%, 5%, 7.5% dan 10%.
Satu set perlakuan diberi air kolam ikan dan satu set perlakuan diberi air
aquadest, lalu diinkubasi selama satu bulan. Contoh tanah setelah percobaan
erapan P dikeringkan selama tiga bulan, kemudian dilakukan sepuluh kali
succesive resin extraction untuk melihat pola pelepasan P. Hasil sepuluh
kali succesive resin extraction diolah dengan persamaan first order kinetic
untuk mendapatkan konstanta kecepatan pelepasan P (k) dan maksimum P
yang dilepaskan (a). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lumpur
kolam ikan dengan air kolam ikan dalam 10 kali ekstraksi nyata
meningkatkan pelepasan P dan pelepasan P tertinggi pada dosis 5% dengan
penyiraman air kolam ikan. Hasil korelasi menunjukkan baik nilai k dan
nilai a dengan pH tanah, C-organik tanah, P-tersedia tanah, N-total tanah,
dan KTK tanah tidak berpengaruh nyata. Hal ini disebabkan karena adanya
perubahan beberapa sifat tanah akibat pengeringan selama tiga bulan.