Substitusi Pupuk Anorganik dengan Pupuk Organik Hayati pada Budidaya Padi Sawah dengan Metode SRI
Abstract
Aplikasi pupuk anorganik yang tinggi tanpa pengembalian bahan organik ke
tanah telah menyebabkan kerusakan sifat tanah, produksi yang rendah,
meningkatnya serangan hama dan penyakit serta pencemaran lingkungan
meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh substitusi
pupuk anorganik dengan pupuk organik hayati terhadap pertumbuhan dan
produksi padi sawah. Percobaan ini merupakan percobaan faktor tunggal dengan
empat perlakuan yang ditempatkan dalam rancangan acak kelompok (RAK).
Perlakuan tersebut terdiri dari P1 (100% NPK), P2 (50% NPK), P3 (50% NPK +
150 kg POH) dan P4 (50% NPK + 300 kg POH). Masing-masing perlakuan
diulang empat kali sehingga diperoleh 16 satuan percobaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah anakan per rumpun,
panjang malai, jumlah gabah bernas dan bobot gabah kering panen (GKP) pada
perlakuan 50% NPK + 300 kg POH tidak berbeda nyata dibandingkan perlakuan
100% NPK dan berbeda nyata dibandingkan perlakuan 50% NPK. Jumlah anakan
produktif per rumpun pada perlakuan 50% NPK + 300 kg POH nyata lebih tinggi
dibandingkan perlakuan 100% NPK. Bobot gabah bernas dan bobot gabah total
(GKP) pada perlakuan 100% NPK tidak berbeda nyata dibandingkan perlakuan
50% NPK. Meskipun demikian, pengurangan 50% NPK menyebabkan penurunan
bobot gabah bernas dan bobot gabah total. Hal tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan 50% NPK tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan hara tanaman.
Peningkatan pertumbuhan dan produksi tercapai pada 50% NPK + 300 kg POH.
Hal tersebut menandakan bahwa 50% NPK bisa disubstitusi dengan penggunaan
300 kg pupuk organik hayati. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengurangan
setengah dosis pupuk NPK yang disubstitusi dengan 300 kg/ha pupuk organik
hayati meningkatkan produksi gabah. Penambahan pupuk organik hayati mampu
meningkatkan aktivitas dan jumlah populasi mikrob dalam tanah. Populasi
Azotobacter dan Trichoderma pada perlakuan 50% NPK + 150 kg POH dan 50%
NPK + 300 kg POH nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan NPK saja.