Pengaruh Keberadaan Akar Adventitious terhadap Pertumbuhan Stek Cabang Bambu Betung (Dendrocalamus asper Schult Backer ex Heyne).
View/ Open
Date
2018Author
Prasetyawati, Yan Eka
Wibowo, Cahyo
Budi, Sri Wilarso
Metadata
Show full item recordAbstract
Buluh bambu betung digunakan sebagai bahan baku kertas dengan tingkat
rendemen tinggi, furnitur, kerajinan, peralatan rumah tangga, bahan baku partikel,
papan serat, serta arang. Buluh bambu muda atau rebung bambu betung dapat
dimanfaatkan sebagai sayuran karena rasanya yang manis dan kandungan gizinya
tinggi (rebung). Kebutuhan bahan baku bambu semakin meningkat seiring dengan
meningkatknya laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Peningkatan kebutuhan di masa yang akan datang tidak bisa dipenuhi dengan
mengandalkan persediaan bambu dari alam, oleh karena itu, perlu didukung upaya
penanaman atau budidaya bambu. Dalam rangka menunjang industri berbasis
bahan baku bambu, diperlukan tegakan-tegakan rumpun dengan produktivitas dan
kualitas yang lestari. Produktivitas bambu memiliki kendala dalam hal pemenuhan
bibit tanaman bambu. Bambu betung cenderung sulit dikembangbiakkan, dapat
dilihat dari keberhasilan perbanyakan melalui stek cabang yang relatif rendah
yaitu sekitar 52% dan 60%. Salah satu karakteristik bambu betung adalah
memiliki akar adventitious, yang tumbuh pada pangkal cabang. Akar adventitious
banyak ditemukan di masyarakat pemilik tanaman bambu dalam keadaan sudah
kering, yang ditandai dengan akar berwarna kecokelatan. Penggunaan media yang
tepat menentukan keberhasilan perakaran stek. Penelitian ini dilaksanakan untuk
mengkaji pengaruh kondisi cabang yang telah memiliki akar adventitious yang
sudah kering dan mengkaji pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan stek
cabang bambu betung.
Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama mengkaji
pengaruh keberadaan akar adventitious terhadap pertumbuhan stek cabang.
Percobaan pertama menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK),
terdiri atas 3 kelompok, 2 perlakuan, dan 10 polybag untuk setiap perlakuan,
sehingga jumlah total unit percobaan yang diamati adalah 60 stek cabang.
Percobaan kedua mengkaji pengaruh media tanam dan keberadaan akar
adventitious terhadap pertumbuhan stek cabang. Percobaan kedua menggunakan
RAK faktorial, terdiri atas 3 kelompok, 2 faktor, 3 perlakuan, dan 10 polybag
untuk masing-masing perlakuan, sehingga jumlah total unit percobaan yang
diamati adalah 180 stek cabang. Satu polybag berisi satu stek cabang untuk
masing-masing percobaan. Peubah yang diamati pada kedua percobaan tersebut
adalah panjang tunas, jumlah tunas, jumlah daun, berat kering oven akar dan
persentase hidup. Panjang tunas diukur setiap 2 minggu sekali, sebanyak 11 kali
pengamatan, jumlah tunas, jumlah daun dan persentase hidup diukur pada saat
akhir pengamatan, yaitu 22 MST (minggu setelah tanam). Berat akar kering oven
diukur setelah akar dikeringkan dalam oven dengan suhu 80⁰ C selama 48 jam
sampai mendapatkan berat konstan dan berat kering oven akar diperoleh setelah
akar didiamkan terlebih dahulu selama 3x24 jam untuk mencapai berat konstan.
Hasil penelitian percobaan pertama menunjukkan bahwa bahan stek cabang
yang telah memiliki akar adventitious berpengaruh secara signifikan pada peubah
panjang tunas, jumlah daun dan berat kering oven akar. Keberadaan akar
adventitious tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan jumlah
tunas dan persentase hidup. Pada kondisi bahan stek cabang yang telah memiliki
akar adventitious, ditemukan panjang tunas tertinggi 91.40 cm, jumlah daun
tertinggi 19.3 helai daun dan berat kering oven akar tertinggi 2.26 gram.
Percobaan kedua menunjukkan bahwa media tanam berpengaruh secara signifikan
terhadap peubah jumlah daun, sedangkan keberadaan akar adventitious
berpengaruh secara signifikan terhadap seluruh peubah yang diukur, baik panjang
tunas, jumlah tunas, jumlah daun, berat kering oven akar maupun persentase
hidup. Media terbaik ditemukan pada penggunaan campuran tanah dan arang
sekam, dengan melihat nilai tertinggi pada peubah jumlah tunas 1.88 tunas,
jumlah daun 12.9 helai daun, berat kering oven akar 0.52 gram dan persentase
hidup 68.33%.
Collections
- MT - Forestry [1412]