Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwanto, Budi
dc.contributor.advisorIrwanto, Abdul Kohar
dc.contributor.authorPandi
dc.date.accessioned2018-10-05T06:31:06Z
dc.date.available2018-10-05T06:31:06Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/94012
dc.description.abstractPermintaan pembiayaan usaha mikro terus mengalami peningkatan. BPR sebagai lembaga berwenang saling berkompetisi untuk memenuhi permintaan pembiayaan usaha mikro namun keterbatasan BPR membuat permintaan yang ada belum terpenuhi. Masalah BPR diantaranya adalah suku bunga pembiayaan mikro cenderung tinggi dan kurangnya dana dari masyarakat sebagai Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam bentuk simpanan. Suku bunga yang tinggi mengindikasikan rendahnya efisiensi teknis BPR. Masalah ini mendorong bank umum ikut serta dalam pembiayaan usaha mikro. Masuknya bank umum sebagai kompetitor baru mengubah pengaruh antara kompetisi, struktur pasar dan efisiensi teknis. Oleh karena itu penting untuk menganalisis pengaruh tingkat kompetisi dan efisiensi teknis sebelum dan sesudah masuknya bank umum dalam pembiayaan usaha mikro. Pola pengaruh yang berubah setelah masuknya bank umum dianalisis dengan uji kausalitas Granger. Uji ini dipilih karena mampu menentukan suatu pengaruh jika variabel bebas dan terikatnya belum diketahui. Pengukuran tingkat kompetisi menggunakan model Panzar-Rosse (PR) sedangkan efisiensi teknis diukur dengan Data envelopment Analysis (DEA). Data yang digunakan adalah data sekunder yang merupakan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) dengan rentang tahun 2010-2014. Rentang waktu tersebut dipilih untuk melihat dampak dari kompetisi setelah dan sebelum melibatkan bank umum. Alat analisis model PR menggunakan regresi data panel sedangkan DEA menggunakan pemrograman linear. Model PR menghasilkan E-statistik dan H-statistik. E-statistik menunjukan kondisi keseimbangan jangka panjang dan H-statistik menunjukan struktur pasar. Hasil pengukuran efisiensi teknis dengan DEA berupa skor efisiensi antara 0-1. Hasil penelitian menunjukan kompetisi sesama BPR yang terjadi dalam struktur pasar persaingan sempurna (PPS). Pada PPS kompetisi memengaruhi efisiensi teknis. Kompetisi yang semakin baik antar BPR dalam PPS justru menurunkan efisiensi teknis. Kompetisi BPR dengan bank umum terjadi pada struktur pasar persaingan monopolistik. Pada pasar persaingan monopolistik efisiensi teknis yang semakin baik akan menurunkan kompetisi. Artinya dengan masuknya bank umum dalam kompetisi berhasil menurunkan suku bunga pembiayaan mikro. Pada PPS peningkatan harga kredit disebabkan oleh peningkatan harga input faktor produksi. Pada pasar persaingan monopolistik peningkatan harga kredit tidak setinggi kenaikan harga input faktor produksi. Hasil lain menunjukan biaya dana pihak ketiga (DPK) adalah harga input faktor produksi yang paling siginifikan dalam pembentukan harga pembiayaan. Biaya DPK yang meningkat disebabkan oleh peningkatan beban bunga simpanan sehingga menurunkan efisiensi teknis.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcManagementid
dc.subject.ddcBusiness Financingid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleEfisiensi Teknis dan Tingkat Kompetisi Perbankan Indonesia dalam Pasar Pembiayaan Usaha Mikroid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordDEAid
dc.subject.keywordefisiensi teknisid
dc.subject.keywordkompetisiid
dc.subject.keywordPanzar-Rosseid
dc.subject.keyworduji kausalitas Grangerid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record