Show simple item record

dc.contributor.advisorAnas, Iswandi
dc.contributor.advisorNugroho, Budi
dc.contributor.authorMutmainnah, Laily
dc.date.accessioned2018-10-05T01:56:00Z
dc.date.available2018-10-05T01:56:00Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93985
dc.description.abstractKalium merupakan salah satu unsur hara makro yang berfungsi sebagai aktivator enzim pada tanaman. Pemenuhan hara kalium pada lahan pertanian Indonesia melalui penambahan pupuk KCl yang sepenuhnya dipenuhi melalui impor. Penggunaan KCl perlu dikurangi karena menyebabkan pemborosan devisa. Dilain pihak, Indonesia memiliki deposit kalium dalam bentuk mineral K-feldspar sebesar 8857 juta ton yang dapat digunakan sebagai sumber hara kalium bagi tanaman. Namun begitu, K-feldspar merupakan sumber kalium yang tidak tersedia. Pelarutan K-feldspar salah satunya dapat dibantu oleh Bakteri Pelarut Kalium (BPK), sehingga kalium menjadi tersedia bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kemampuan BPK dalam melarutkan K-feldspar, (2) ukuran butir K-feldspar terbaik untuk dilarutkan oleh BPK (3) pengaruh inokulasi BPK terhadap morfologi permukaan K-feldspar, (4) pengaruh inokulasi BPK terhadap pertumbuhan jagung, dan (5) peran K-feldspar sebagai sumber hara kalium bagi jagung. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Agustus 2017 hingga April 2018 dengan menggunakan 5 isolat BPK koleksi Laboratorium Biologi Tanah, Universitas Jember. K-feldspar yang digunakan berasal dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah dalam 3 ukuran, yakni ukuran kasar (124-295 μm), sedang (74-124 μm) dan halus (20-74 μm). Penelitian dilakukan dilakukan dalam 4 tahap, yakni (1) Uji kemampuan BPK melarutkan K-feldspar dengan 2 faktor, yakni isolat BPK dan ukuran butir K-feldspar, (2) Uji BPK dalam mempengaruhi permukaan K-feldspar menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), (3) Uji kemampuan 2 isolat BPK dalam meningkatkan pertumbuhan jagung dengan 2 faktor, yakni isolat BPK dan sumber kalium, dan (iv) identifikasi 2 isolat BPK secara molekuler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat BPK.02, BPK.03, BPK.04 dan BPK.05 meningkatkan kelarutan K-feldspar dari 12,52 ppm K (perlakuan tanpa isolat BPK) menjadi masing-masing sebesar 31,36 ppm K, 30,05 ppm K, 30,23 ppm K dan 31,84 ppm K. Semakin halus ukuran butir K-feldspar maka semakin mudah dilarutkan oleh BPK. Pengamatan dengan SEM menunjukkan permukaan K-feldspar yang diinokulasi BPK lebih berpori dibanding tanpa inokulasi BPK. BPK mampu melekatkan diri pada permukaan K-feldspar diduga karena BPK memproduksi polisakarida dan biofilm. Inokulasi BPK.02 dan BPK.05 pada tanah nyata meningkatkan tinggi jagung, bobot kering dan serapan K jagung secara. Pertumbuhan jagung dengan perlakuan 100% KCl menunjukkan hasil yang sama dengan perlakuan 50% KCl + 50% K-feldspar, akan tetapi 100% K-feldspar belum dapat mencukupi kebutuhan tanaman baik dengan inokulasi BPK maupun tanpa inokulasi BPK. Hasil identifikasi molekuler menunjukkan bahwa isolat BPK.02 adalah Burkholderia cepacia dan isolat BPK.05 adalah Bacillus mucilaginosus.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcSoil Biotechnologyid
dc.subject.ddcPotassiumid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleKemampuan Bakteri Pelarut Kalium (BPK) dalam Melarutkan K-feldspar dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Jagung (Zea mays L.)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordK-feldsparid
dc.subject.keywordSEMid
dc.subject.keywordBurkholderia cepaciaid
dc.subject.keywordBacillus mucilaginosusid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record