Kemampuan Bakteri Pelarut Kalium (BPK) dalam Melarutkan K-feldspar dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Jagung (Zea mays L.)
View/ Open
Date
2018Author
Mutmainnah, Laily
Anas, Iswandi
Nugroho, Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kalium merupakan salah satu unsur hara makro yang berfungsi sebagai
aktivator enzim pada tanaman. Pemenuhan hara kalium pada lahan pertanian
Indonesia melalui penambahan pupuk KCl yang sepenuhnya dipenuhi melalui
impor. Penggunaan KCl perlu dikurangi karena menyebabkan pemborosan devisa.
Dilain pihak, Indonesia memiliki deposit kalium dalam bentuk mineral K-feldspar
sebesar 8857 juta ton yang dapat digunakan sebagai sumber hara kalium bagi
tanaman. Namun begitu, K-feldspar merupakan sumber kalium yang tidak tersedia.
Pelarutan K-feldspar salah satunya dapat dibantu oleh Bakteri Pelarut Kalium
(BPK), sehingga kalium menjadi tersedia bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui (1) kemampuan BPK dalam melarutkan K-feldspar, (2) ukuran
butir K-feldspar terbaik untuk dilarutkan oleh BPK (3) pengaruh inokulasi BPK
terhadap morfologi permukaan K-feldspar, (4) pengaruh inokulasi BPK terhadap
pertumbuhan jagung, dan (5) peran K-feldspar sebagai sumber hara kalium bagi
jagung.
Penelitian dilaksanakan pada Bulan Agustus 2017 hingga April 2018 dengan
menggunakan 5 isolat BPK koleksi Laboratorium Biologi Tanah, Universitas
Jember. K-feldspar yang digunakan berasal dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah
dalam 3 ukuran, yakni ukuran kasar (124-295 μm), sedang (74-124 μm) dan halus
(20-74 μm). Penelitian dilakukan dilakukan dalam 4 tahap, yakni (1) Uji
kemampuan BPK melarutkan K-feldspar dengan 2 faktor, yakni isolat BPK dan
ukuran butir K-feldspar, (2) Uji BPK dalam mempengaruhi permukaan K-feldspar
menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), (3) Uji kemampuan 2 isolat
BPK dalam meningkatkan pertumbuhan jagung dengan 2 faktor, yakni isolat BPK
dan sumber kalium, dan (iv) identifikasi 2 isolat BPK secara molekuler.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat BPK.02, BPK.03, BPK.04 dan
BPK.05 meningkatkan kelarutan K-feldspar dari 12,52 ppm K (perlakuan tanpa
isolat BPK) menjadi masing-masing sebesar 31,36 ppm K, 30,05 ppm K, 30,23
ppm K dan 31,84 ppm K. Semakin halus ukuran butir K-feldspar maka semakin
mudah dilarutkan oleh BPK. Pengamatan dengan SEM menunjukkan permukaan
K-feldspar yang diinokulasi BPK lebih berpori dibanding tanpa inokulasi BPK.
BPK mampu melekatkan diri pada permukaan K-feldspar diduga karena BPK
memproduksi polisakarida dan biofilm.
Inokulasi BPK.02 dan BPK.05 pada tanah nyata meningkatkan tinggi
jagung, bobot kering dan serapan K jagung secara. Pertumbuhan jagung dengan
perlakuan 100% KCl menunjukkan hasil yang sama dengan perlakuan 50% KCl +
50% K-feldspar, akan tetapi 100% K-feldspar belum dapat mencukupi kebutuhan
tanaman baik dengan inokulasi BPK maupun tanpa inokulasi BPK. Hasil
identifikasi molekuler menunjukkan bahwa isolat BPK.02 adalah Burkholderia
cepacia dan isolat BPK.05 adalah Bacillus mucilaginosus.
Collections
- MT - Agriculture [3780]