Pola Permintaan Impor Raw Sugar Indonesia di Kawasan Asean dan Non Asean
Abstract
Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan yang banyak
diperdagangkan dan diproduksi oleh 120 negara diseluruh dunia. Indonesia
menjadi salah satu produsen sekaligus sebagai pengimpor gula dunia. Laju
konsumsi gula Indonesia cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan laju
produksi menjadi salah satu pemicu meningkatnya volume impor gula Indonesia.
Hal ini akan berpengaruh terhadap defisit pasokan gula di Indonesia. Gula yang
paling banyak diimpor yaitu dalam bentuk raw sugar. Jenis gula ini digunakan
sebagai bahan baku bagi industri gula rafinasi. Terdapat tiga negara pemasok
terbesar gula ke Indonesia dalam bentuk raw sugar yaitu Thailand, Australia, dan
Brazil dengan pangsa pasarnya pada tahun 2015 sebesar 97.73 persen. Pada
dasarnya, impor dilakukan untuk memenuhi kelebihan permintaan gula domestik
yang tidak mampu dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Namun berdasarkan data
dari USDA (2014), pada tahun 2013 terjadi kelebihan impor mencapai angka
tertinggi sebesar 1.13 juta ton. Hal ini menunjukkan bahwa faktor produksi gula
dalam negeri bukan merupakan satu-satunya faktor yang memengaruhi
meningkatnya volume impor gula Indonesia. Selain itu, adanya defisit gula di
Indonesia memberikan peluang bagi negara produsen gula dunia dalam memasok
gulanya ke Indonesia. Kondisi tersebut secara tidak langsung akan menimbulkan
kompetisi diantara tiga negara pemasok yang akan bersaing dalam
memperebutkan pangsa pasar gula di Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan analisis untuk mengetahui
pola permintaan impor raw sugar Indonesia dan menganalisis tingkat persaingan
diantara ketiga negara eksportir tersebut berdasarkan pada pangsa pasar dan nilai
elastisitasnya yang terdiri dari elastisitas harga sendiri, elastisitas harga silang, dan
elastisitas pengeluaran. Pendekatan ekonometrika digunakan dalam penelitian ini
untuk menjawab permasalahan tersebut, dimana model yang digunakan yaitu
model Almost Ideal Demand System (AIDS) dengan jenis data berupa data deret
waktu (time series) selama 23 tahun (1994-2016).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang tidak berpengaruh
nyata pada semua negara sumber impor yaitu harga raw sugar Australia, dan total
nilai impor Indonesia, sedangkan variabel harga raw sugar Brazil, dan krisis
ekonomi hanya berpengaruh nyata di Thailand. Thailand memiliki pangsa pasar
terbesar di Indonesia, kemudian disusul oleh Australia, Brazil, dan rest of world
(ROW). Nilai elastisitas harga sendiri Thailand bersifat inelastis, sementara
elastisitas harga sendiri Australia dan Brazil bersifat elastis. Nilai elastisitas harga
silang diantara ketiga negara sumber impor saling bersubtitusi dan komplementer.
Nilai elastisitas pengeluaran di Thailand, Australia, dan Brasil bersifat elastis.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]