Show simple item record

dc.contributor.advisorHardinsyah
dc.contributor.advisorDamayanti, Evy
dc.contributor.authorAnwar, Khoirul
dc.date.accessioned2018-09-18T02:49:15Z
dc.date.available2018-09-18T02:49:15Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93815
dc.description.abstractFase anak merupakan salah satu fase kritis siklus kehidupan karena merupakan fase pertumbuhan dan perkembangan terpenting kedua setelah fase bayi. Pemenuhan gizi yang cukup merupakan hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam rangka mendukung pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kognitif, memberikan simpanan energi yang cukup, dan menguatkan imunitas agar tidak mudah sakit. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak dan remaja memiliki asupan gizi yang tidak seimbang dan gagal dalam memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan. Banyak faktor yang dapat meningkatkan terjadinya defisiensi zat gizi. Faktor gizi yang berperan penting antara lain adalah kurangnya asupan zat gizi mikro, seperti kalsium (Ca), zat besi (Fe), Seng (Zn) dan Vitamin D (Vit D). Selain itu, pemilihan metode yang tepat untuk menghitung prevalensi defisiensi zat gizi mikro juga sangat diperlukan. Saat ini terdapat dua metode yang digunakan, yaitu metode cut off point (CPM) dan metode probabilitas (PBM). Metode CPM sering digunakan karena lebih mudah, namun dapat menyebabkan kesalahan pengkategorian defisiensi zat gizi, sehingga untuk meminimalkan kesalahan ini digunakan metode PBM. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Menganalisis asupan dan tingkat asupan Ca, Fe, Zn, vit D anak dan remaja di Indonesia; 2) Menganalisis prevalensi anak dan remaja yang mengalami defisiensi Ca, Fe, Zn, dan vit D dengan menggunakan metode probabilitas; dan 3) Menganalisis perbedaan tingkat asupan Ca, Fe, Zn, vit D pada anak dan remaja dengan status gizi normal dan stunting. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Riskesdas 2010 oleh Balitbangkes, Kemenkes dengan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan pada bulan September – Desember 2017. Riskesdas 2010 mencakup 251 388 individu dari 66 906 rumah tangga. Subjek awal penelitian ini terdiri dari 55 290 anak usia 2-12 tahun dan 26 208 remaja usia 13-18 tahun. Kriteria studi ini adalah anak dan remaja sehat dengan konsumsi harian normal (tidak puasa, tidak diet, tidak sakit). Kriteria eksklusi yang digunakan adalah kondisi fisiologis hamil. Proses cleaning dilakukan pada subjek yang memiliki data berat badan, tinggi badan, konsumsi pangan dan karakteristik yang tidak lengkap. Selain itu, proses cleaning juga dilakukan pada subjek yang memiliki status gizi IMT/U> +5 dan <-5, BB/U <-6 dan > +5, TB/U <-6 dan > +6 (WHO 2009), IMT < 13 dan >40, konsumsi pangan <2 jenis pangan, dan tingkat konsumsi > 400%. Total subjek penelitian ini setelah digunakan kriterian inklusi dan eksklusi adalah 49 181 anak usia 2-12 tahun, dan 25 108 remaja usia 13-18 tahun. Prevalensi defisiensi zat gizi mikro dihitung dengan menggunakan dua metode, yaitu CPM (CPM-100, CPM-85 dan CPM-70) dan PBM. Asupan dan tingkat asupan energi, Ca, Fe, Zn dan vit D bervariasi antara jenis kelamin dan usia. Rata-rata asupan energi, Ca, vit D umumnya lebih rendah dibandingkan kebutuhan, yang ditunjukkan dengan rata-rata tingkat konsumsi zat gizi mikro ini pada anak usia 2-6 tahun, 7-12 tahun dan remaja 13-18 tahun secara berturut-turut adalah 21.9-143.7 persen, 23.9-112.8 persen, dan 24.9-99.9 persen. Asupan Ca, Fe dan Zn pada laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan (p<0.05) pada anak usia 2-6 tahun. Asupan Ca, Fe, Zn dan vit D lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan (p<0.05) pada anak usia 7-12 tahun, namun tidak untuk vit D. Remaja usia 13-18 tahun memiliki asupan Ca, Fe, Zn yang lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan (p<0.05), namun tidak untuk vitamin D. Meskipun tingkat asupan lebih tinggi pada laki-laki, namun densitas gizi dari setiap zat gizi mikro sedikit lebih tinggi pada perempuan daripada laki-laki pada usia remaja, namun tidak berbeda pada kelompok usia anak. Meskipun demikian, densitas gizi pada laki-laki dan perempuan tergolong tidak cukup untuk semua kelompok umur. Perhitungan prevalensi defisiensi zat gizi mikro menggunakan PBM memperoleh hasil yang bervariasi. Prevalensi defisiensi Ca, Fe, Zn dan vit D lebih tinggi pada perempuan daripada laki-laki untuk semua kelompok umur, dan prevalensi defisiensi lebih tinggi terjadi pada usia yang lebih tua. Perhitungan prevalensi defisiensi Ca, Fe, Zn dan vit D menggunakan CPM-100 secara berturut-turut pada anak usia 2-6 tahun adalah 88.7, 39.3, 56.7 dan 96.5 persen; pada anak usia 7-12 tahun adalah 95.0, 65.9, 58.6 dan 96.8 persen; dan pada remaja adalah 96.4, 82.6, 55.9 and 95.9 persen. Prevalensi defisiensi lebih rendah saat menggunakan CPM-70 dibandingkan dengan menggunakan CPM-85 maupun CPM-100. Dibandingkan dengan PBM, prevalensi defisiensi Ca dan Vit D menggunakan CPM-100 mendapatkan hasil yang relatif sama, sedangkan prevalensi defisiensi Fe dan Zn lebih tinggi menggunakan CPM dibandingkan PBM. Hasil perbandingan tingkat asupan Ca, Fe, Zn dan vit D menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada tingkat asupan Ca, Fe, Zn, dan vit D (p<0.05) antara status gizi normal dengan stunting pada anak usia 2-6 tahun dan anak usia 7-12 tahun. Tingkat asupan Fe, Zn dan vit D (p<0.05) berbeda pada remaja stunting dibandingkan remaja dengan status gizi normal, namun tidak berbeda pada tingkat asupan Ca. Studi ini menyimpulkan bahwa asupan zat gizi mikro (Ca, Fe, Zn, dan vit D) pada anak dan remaja indonesia masih dibawah kebutuhan. Prevalensi defisiensi zat gizi mikro menggunakan PBM memiliki nilai yang hampir sama dengan CPM-85. Selain itu, densitas setiap zat gizi mikro pada anak dan remaja masih tergolong tidak cukup. Asupan Fe dan Zn pada anak dan remaja lebih rendah pada kaegori status gizi stunting dibandingkan status gizi normal. Oleh karena itu, peningkatan konsumsi pangan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran yang merupakan sumber zat gizi mikro perlu ditingkatkan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcNutritionid
dc.subject.ddcChild Nutritionid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePenerapan Metode Probabilitas dalam Analisis Defisiensi Asupan Kalsium, Besi, Seng, dan Vitamin D pada Anak dan Remaja Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddefisiensi zat gizi mikroid
dc.subject.keyworddensitas zat giziid
dc.subject.keywordmetode probabilitasid
dc.subject.keywordpangan sumber zat giziid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record