Keanekaragaman Tumbuhan Paku Terestrial pada Tiga Jenis Ekosistem di Taman Nasional Gunung Ciremai
View/ Open
Date
2018Author
Rukmana, Engka
Chikmawati, Tatik
Sulistijorini
Metadata
Show full item recordAbstract
Tumbuhan paku terestrial merupakan komponen penting dalam sebuah
hutan tropis yang mampu beradaptasi di berbagai lingkungan. Tumbuhan paku
penting untuk dipelajari mengingat sejarah panjang tumbuhan paku yang mampu
bertahan dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan
dalam suatu ekosistem dapat mempengaruhi tipe reproduksi tumbuhan paku.
Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) memiliki beragam jenis ekosistem
yang menjadi habitat dari tumbuhan paku terestrial.
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi keanekaragaman spesies
tumbuhan paku terestrial berdasarkan kajian morfologi dan struktur reproduksi,
membandingkan tipe reproduksi tumbuhan paku pada tiga ekosistem berbeda serta
menganalisis faktor lingkungan yang mempengaruhi sebaran spesies tumbuhan
paku terestrial pada tiga ekosistem berbeda di TNGC. Penelitian ini terdiri dari
eksplorasi dan pengamatan morfologi dan struktur reproduksi untuk penyusunan
kunci identifikasi dan deskripsi. Eksplorasi dilakukan pada tiga jenis ekosistem
berbeda yaitu hutan heterogen, hutan homogen dan kawasan restorasi di Desa
Seda dan jalur pendakian Palutungan dengan metode purposive sampling.
Pengamatan struktur reproduksi dengan mengamati ciri dan letak sori; bentuk dan
letak indusium; bentuk, warna dan ornamentasi spora. Faktor lingkungan dan
sebaran tumbuhan paku dianalisis menggunakan Canonical Correlation Analysis
(CCA). Spesies-spesies yang berperan penting di setiap ekosistem dianalisis
berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP).
Sebanyak 53 spesies tumbuhan paku ditemukan pada tiga ekosistem di
TNGC. Seluruh spesies tersebut diklasifikasi ke dalam 28 genera dan 15 famili.
Thelypteridaceae memiliki anggota spesies terbanyak yaitu 12 spesies dengan 6
genera. Dari 53 spesies, 32 spesies bertipe reproduksi seksual, 11 spesies bertipe
apogami, 3 spesies tidak diketahui struktur reproduksinya, dan 7 spesies belum
ditemukan sporanya. Antar famili tumbuhan paku dibedakan berdasarkan ciri
habitus, tipe frond, letak sori, tipe spora dan bentuk spora. Antar genera dalam
satu famili dibedakan dari ciri bentuk frond, pola percabangan, vena, bentuk
indusium, bentuk spora dan tipe apertura. Ciri pembeda antar spesies dalam satu
genus adalah tipe sisik, bentuk tepi lamina, permukaan perispor dan crest fold.
Keanekaragaman spesies paku dari seluruh lokasi termasuk dalam kategori
sedang. Tipe ekosistem tidak mempengaruhi tipe reproduksi tumbuhan paku di
TNGC. Faktor lingkungan yang paling berpengaruh pada sebaran dan
keanekaragaman tumbuhan paku pada tiga ekosistem adalah suhu. Nilai INP
tertinggi menunjukkan spesies yang berperan penting dalam suatu ekosistem.
Nilai INP tertinggi di hutan heterogen Seda adalah A. capillus-veneris, di hutan
homogen pinus yaitu P. biaurita, kawasan restorasi yaitu P. aquilinum. Nilai INP
tertinggi di jalur Palutungan di hutan heterogen adalah P. longipinnula, di hutan
homogen pinus yaitu C. aridus dan kawasan restorasi yaitu M. speluncae.