dc.description.abstract | Kangkung merupakan sayuran dengan jumlah konsumsi tertinggi secara nasional pada tahun 2016. Desa Bojong merupakan desa dengan luasan panen kangkung terbesar di Kecamatan Kemang pada tahun 2016. Sebanyak 57.6 persen masyarakat di Desa Bojong bermatapencaharian sebagai petani dengan kangkung sebagai komoditas yang secara rutin ditanam. Gabungan kelompok tani (Gapoktan) telah dimiliki oleh Desa Bojong, namun dalam pelaksanaannya keberadaan Gapoktan belum mampu mengakomodir kegiatan pemasaran kangkung yang menyebabkan rendahnya posisi tawar petani. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) mengidentifikasi saluran, fungsi, dan lembaga pemasaran kangkung pada Desa Bojong, 2) mengidentifikasi struktur dan perilaku pasar yang terbentuk, 3) membandingkan kinerja pasar pada setiap saluran pemasaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif (saluran, lembaga, dan fungsi pemasaran), analisis SCP (Structure, Conduct, and Performance), serta analisis efisiensi operasional (marjin pemasaran, farmer’s share, dan R/C rasio). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 10 saluran pemasaran kangkung yang melibatkan petani, pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang pengecer, supermarket, dan pedagang olahan. Fungsi pemasaran meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Struktur pasar yang terbentuk mengarah kepada pasar oligopsonistik pada tingkat petani dan oligopolistik pada tingkat pedagang. Kerjasama secara umum terjalin dalam bentuk langganan tidak terikat. Dari tiga indikator perhitungan, saluran III (petani → pedagang pengecer → pedagang olahan) dinilai sebagai saluran yang paling efisien. | id |