Show simple item record

dc.contributor.advisorSudarsono
dc.contributor.advisorSuryaningtyas, Dyah Tjahyandari
dc.contributor.authorSafitri, Widya Fini
dc.date.accessioned2018-08-29T02:21:54Z
dc.date.available2018-08-29T02:21:54Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93095
dc.description.abstractJawa Barat merupakan provinsi yang terkenal dengan aktivitas vulkaniknya, salah satunya berasal dari aktivitas Gunung Gede Pangrango. Di Indonesia, penelitian mengenai sifat tanah yang berasal dari bahan abu vulkanik sangatlah beragam, namun penelitian terkait penciri sifat tanah andik di Gunung Gede Pangrango masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik tanah baik secara morfologi, fisika, dan kimia, mempelajari pengaruh Al, Fe amorf terhadap turnover bahan organik tanah, serta mengklasifikasikan tanah berdasarkan Sistem Taksonomi Tanah tahun 2014. Penelitian dilakukan dengan mengambil contoh tanah pada tiga profil di bawah tegakan Pinus (P-1, P-2, P-3) dan tiga profil di bawah tegakan Damar (D-1, D-2, D-3) yang berada pada posisi lereng yang berbeda (atas, tengah, dan bawah). Hasil menunjukkan bahwa bobot isi tanah di bawah tegakan pinus berkisar antara 0.60–0.81 g·cm-3 dan di bawah tegakan damar antara 0.67–0.79 g·cm-3. Lokasi pinus lebih masam dengan pH H2O 3.40–4.47 dibandingkan damar dengan pH H2O 3.64–4.68, pH NaF di semua lokasi sudah ≥9.40 yang mengindikasikan adanya mineral non kristalin dalam tanah. Kapasitas tukar kation (KTK) tergolong sedang sampai tinggi dengan rentang 19.20–36.28 cmol(+)·kg-1, kejenuhan basa (KB) termasuk sangat rendah sampai sedang (3.84– 40.80%) di bawah pinus dan sangat rendah sampai sangat tinggi (9.90–87.25%) di bawah damar. C-organik tanah pada lapisan permukaan di bawah pinus memiliki rentang 2.88–6.05% dan di damar dengan rentang 0.97–5.68% yang secara umum semakin menurun dengan bertambahnya kedalaman solum. Nilai Al, Fe ekstraksi amonium oksalat tergolong tinggi sehingga dapat memenuhi kriteria sifat tanah andik, sementara nilai Si ekstraksi amonium oksalat tergolong rendah. Nilai retensi P cukup tinggi dengan rentang pada keenam profil pewakil yang berkisar antara 40.40–85.38%. Hasil analisis mineral fraksi pasir total menunjukkan bahwa kedua lokasi penelitian didominasi oleh mineral hipersten, augit, dan labradorit yang termasuk dalam mineral mudah lapuk. Gelas volkan yang dijumpai pada beberapa penampang kontrol tidak memenuhi kriteria sifat tanah andik. Penciri sifat tanah andik pada tanah tidak berpengaruh nyata terhadap turnover bahan organik tanah. Berdasarkan Sistem Taksonomi Tanah tahun 2014, hanya P-1 yang termasuk ke dalam tanah Andisol, P-2, P-3, D-1, D-2, dan D-3 termasuk ke dalam tanah Inseptisol yang memiliki sifat tanah andik. P-1 diklasifikasikan Alic Hapludand dengan epipedon umbrik, P-2 diklasifikasikan Andic Dystrudept, epipedon okrik, P-3 diklasifikasikan Andic Humudept, epipedon umbrik, D-1 diklasifikasikan Andic Dystrudept, epipedon okrik, serta D-2 dan D-3 juga diklasifikasikan dalam Andic Humudept dengan epipedon umbrik, sementara itu horizon penciri bawah keenam profil pewakil adalah kambik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcssoil sciencesid
dc.subject.ddcSoil classificationid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcsukabumi, Jawa Baratid
dc.titleKlasifikasi Tanah di Resort Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordBahan Volkanid
dc.subject.keywordAlic Hapludandid
dc.subject.keywordAndic Humudeptid
dc.subject.keywordAndic Dystrudeptid
dc.subject.keywordIsohipertermikid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record