Klasifikasi Tanah di Resort Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
View/ Open
Date
2018Author
Safitri, Widya Fini
Sudarsono
Suryaningtyas, Dyah Tjahyandari
Metadata
Show full item recordAbstract
Jawa Barat merupakan provinsi yang terkenal dengan aktivitas vulkaniknya,
salah satunya berasal dari aktivitas Gunung Gede Pangrango. Di Indonesia,
penelitian mengenai sifat tanah yang berasal dari bahan abu vulkanik sangatlah
beragam, namun penelitian terkait penciri sifat tanah andik di Gunung Gede
Pangrango masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik
tanah baik secara morfologi, fisika, dan kimia, mempelajari pengaruh Al, Fe amorf
terhadap turnover bahan organik tanah, serta mengklasifikasikan tanah berdasarkan
Sistem Taksonomi Tanah tahun 2014. Penelitian dilakukan dengan mengambil
contoh tanah pada tiga profil di bawah tegakan Pinus (P-1, P-2, P-3) dan tiga profil
di bawah tegakan Damar (D-1, D-2, D-3) yang berada pada posisi lereng yang
berbeda (atas, tengah, dan bawah). Hasil menunjukkan bahwa bobot isi tanah di
bawah tegakan pinus berkisar antara 0.60–0.81 g·cm-3 dan di bawah tegakan damar
antara 0.67–0.79 g·cm-3. Lokasi pinus lebih masam dengan pH H2O 3.40–4.47
dibandingkan damar dengan pH H2O 3.64–4.68, pH NaF di semua lokasi sudah
≥9.40 yang mengindikasikan adanya mineral non kristalin dalam tanah. Kapasitas
tukar kation (KTK) tergolong sedang sampai tinggi dengan rentang 19.20–36.28
cmol(+)·kg-1, kejenuhan basa (KB) termasuk sangat rendah sampai sedang (3.84–
40.80%) di bawah pinus dan sangat rendah sampai sangat tinggi (9.90–87.25%) di
bawah damar. C-organik tanah pada lapisan permukaan di bawah pinus memiliki
rentang 2.88–6.05% dan di damar dengan rentang 0.97–5.68% yang secara umum
semakin menurun dengan bertambahnya kedalaman solum. Nilai Al, Fe ekstraksi
amonium oksalat tergolong tinggi sehingga dapat memenuhi kriteria sifat tanah
andik, sementara nilai Si ekstraksi amonium oksalat tergolong rendah. Nilai retensi
P cukup tinggi dengan rentang pada keenam profil pewakil yang berkisar antara
40.40–85.38%. Hasil analisis mineral fraksi pasir total menunjukkan bahwa kedua
lokasi penelitian didominasi oleh mineral hipersten, augit, dan labradorit yang
termasuk dalam mineral mudah lapuk. Gelas volkan yang dijumpai pada beberapa
penampang kontrol tidak memenuhi kriteria sifat tanah andik. Penciri sifat tanah
andik pada tanah tidak berpengaruh nyata terhadap turnover bahan organik tanah.
Berdasarkan Sistem Taksonomi Tanah tahun 2014, hanya P-1 yang termasuk ke
dalam tanah Andisol, P-2, P-3, D-1, D-2, dan D-3 termasuk ke dalam tanah
Inseptisol yang memiliki sifat tanah andik. P-1 diklasifikasikan Alic Hapludand
dengan epipedon umbrik, P-2 diklasifikasikan Andic Dystrudept, epipedon okrik,
P-3 diklasifikasikan Andic Humudept, epipedon umbrik, D-1 diklasifikasikan Andic
Dystrudept, epipedon okrik, serta D-2 dan D-3 juga diklasifikasikan dalam Andic
Humudept dengan epipedon umbrik, sementara itu horizon penciri bawah keenam
profil pewakil adalah kambik.