Show simple item record

dc.contributor.advisorMansur, Irdika
dc.contributor.advisorSari, Rita Kartika
dc.contributor.authorSubagio, Agus Ari
dc.date.accessioned2018-08-28T07:39:26Z
dc.date.available2018-08-28T07:39:26Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93048
dc.description.abstractMinyak kayu putih merupakan salah satu minyak atsiri produk kehutanan non kayu Indonesia yang memiliki harga relatif stabil. Faktor yang mempengaruhi produksi minyak antara lain kondisi bahan baku dan teknik penyulingan. Selain itu, pengelolaan tegakan kayu putih merupakan kunci keberhasilan agar bahan baku untuk pabrik penyulingan minyak kayu putih dapat berkesinambungan sepanjang waktu. Pemupukan merupakan upaya meningkatkan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman untuk pertumbuhan yang optimum. Pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai kompos belum banyak dilakukan oleh banyak perusahaan di lahan pasca tambang. Kompos TKKS dapat meningkatkan kesuburan dan memperbaiki tanah di lahan bekas tambang sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman kayu putih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi tempat tumbuh, teknik silvikultur, pertumbuhan tanaman kayu putih, dan produksi minyak kayu putih di PT. Bukit Asam (PT. BA) dan Perum Perhutani sebagai pembanding. Tujuan penelitian lainnya adalah menganalisis pengaruh kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap pertumbuhan kayu putih di lahan pasca tambang. Percobaan mengenai aplikasi kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap pertumbuhan di lahan pasca tambang menggunakan Racangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor dosis kompos percobaan dilakukan pada 3 umur tanaman yang berbeda yaitu umur 1, 2, dan 3 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi tanah tempat tumbuh di lokasi tanaman kayu putih milik PT. BA termasuk kategori masam dan miskin unsur hara, sedangkan kondisi tanah di KPH Gundih termasuk subur. Teknik silvikultur yang diterapkan PT. BA untuk memproduksi bibit bersumber dari benih dan jarak tanam di lapangan yaitu 4 m x 4 m. Teknik silvikultur yang diterapkan KPH Gundih menggunakan stek pucuk dan jarak tanam di lapangan 1.5 m x 1.5 m dengan sistem tumpang sari. Pertumbuhan rata-rata tinggi, diameter batang, serta lebar tajuk tanaman kayu putih yang tumbuh di areal PT. BA lebih tinggi dibandingkan dengan kayu putih dari Perum Perhutani. Pada waktu pengamatan bulan November-Desember 2016, PMKP PT. BA dan PMKP Gundih memproduksi minyak kayu putih dengan rendemen yang hampir sama 51 %. Berdasarkan SNI 06-3954-2014, minyak kayu putih dari PT. BA termasuk kelas mutu super (kadar sineol 57.05%), sedangkan yang berasal dari KPH Gundih termasuk kelas mutu utama (kadar sineol 57.87%). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa aplikasi kompos TKKS hasil olahan PT. BSP secara signifikan meningkatkan pertumbuhan tinggi, diameter, serta lebar tajuk tanaman kayu putih di areal bekas tambang PT. BA. Dosis optimum aplikasi kompos TKKS untuk tanaman berumur 1 dan 2 tahun adalah dosis 5 kg tanaman-1, sedangkan dosis optimum untuk perlakuan tanaman berumur 3 tahun adalah dosis 7.5 kg tanaman-1.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcTropical Silvicultureid
dc.subject.ddcMeloleuca Cajuputiid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcJawa Tengahid
dc.titlePertumbuhan Tanaman Kayu Putih di Lahan Pasca Tambang Batubara dan Produksi Minyak Atsirinyaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkayu putihid
dc.subject.keywordlahan pasca tambangid
dc.subject.keywordminyak atsiriid
dc.subject.keywordtandan kelapa sawitid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record