Show simple item record

dc.contributor.advisorPalupi, Endah Retno
dc.contributor.authorHutapea, Herbin Jonathan
dc.date.accessioned2018-08-28T02:42:16Z
dc.date.available2018-08-28T02:42:16Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92870
dc.description.abstractKendala utama peningkatan produksi bawang merah nasional adalah ketersediaan benih bermutu terutama benih bebas hama dan penyakit. Benih umbi yang digunakan petani umumnya disisihkan dari pertanaman sendiri secara berulang sehingga produktivitasnya rendah dan membawa penyakit tular benih. Kementerian Pertanian telah merekomendasikan untuk menggunakan benih botani (true seed of shallot/TSS) sebagai bahan tanam, akan tetapi belum banyak petani bawang merah yang menggunakannya, karena teknik yang belum dikuasai dan umur tanaman yang lebih panjang. Oleh karena itu penangkar TSS harus memproduksi umbi dari TSS untuk disebarluaskan kepada petani bawang. Pada umumnya dari 1 butir TSS hanya dihasilkan 1-2 umbi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah benih umbi dari 1 butir benih (TSS). Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB Dramaga bulan April - Agustus 2017. Rancangan yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak satu faktor yaitu BAP 0 ppm (air sebagai kontrol), BAP 50 ppm, BAP 100 ppm, KNO3 100 ppm, dan KNO3 200 ppm; diulang empat kali. Varietas yang digunakan adalah dua varietas Biru Lancor dan Trisula. TSS ditanam dalam petak berukuran 1 m x 1 m. BAP dan KNO3 diaplikasikan pada 5, 6, 7 minggu setelah tanam, dengan volume 1 l m-2 (petak). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi BAP dan KNO3 tidak meningkatkan jumlah umbi per rumpun, dan persentase umbi mini dan kecil yang dihasilkan baik pada varietas Biru Lancor dan Trisula. Jumlah tanaman per petak yang dipanen pada varietas Biru Lancor sebanyak 158 tanaman. Berdasarkan jumlah umbi yang dihasilkan per tanaman, sebanyak 51,6% hanya menghasilkan 1 umbi per tanaman, 35,0% menghasilkan 2 umbi per tanaman, 9,9% menghasilkan 3 umbi per tanaman, dan sisanya menghasilkan 4-7 umbi per tanaman, sehingga total jumlah umbi yang dihasilkan sebanyak 263,4 umbi per petak. Jumlah tanaman varietas Trisula rata-rata 146 per petak, sebanyak 89,5% menghasilkan 1 umbi per tanaman, 9,3% menghasilkan 2 umbi per tanaman, dan sisanya menghasilkan 3-7 umbi per petak, sehingga total jumlah umbi yang dihasilkan varietas Trisula sebanyak 164.0 umbi per petak. Berdasarkan ukurannya varietas Biru Lancor menghasilkan umbi mini 8-17%, umbi kecil 18-23%, umbi sedang 45-50%, dan umbi besar 13-16%. Varietas Trisula menghasilkan umbi mini 15-21%, umbi kecil 13-16%, umbi sedang 26-31%, dan umbi besar 33-45%. Aplikasi BAP 50 dan 100 ppm mampu menghasilkan beberapa tanaman dengan 6-7 umbi per rumpun baik pada varietas Biru Lancor maupun Trisula. Data ini memberi indikasi bahwa aplikasi BAP berpotensi meningkatkan jumlah umbi per tanaman pada varietas Biru Lancor dan Trisula.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcShallotid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleAplikasi BAP dan KNO3 untuk Meningkatkan Produksi Benih Umbi Bawang Merah asal True Seed of Shallot (TSS).id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordBiru Lancorid
dc.subject.keywordbenih umbiid
dc.subject.keywordjumlah umbi per tanamanid
dc.subject.keywordTrisulaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record