dc.description.abstract | Kecamatan Mauk merupakan daerah yang terkena abrasi sepanjang 8.200 m
dengan laju abrasi 20,90 m/tahun. Salah satu wilayah yang mengalami abrasi
adalah Desa Tanjung Anom dengan abrasi sejauh 600 m (2013). Tujuan dari
penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap abrasi pantai,
mengidentifikasi indeks kerentanan Desa Tanjung Anom terhadap abrasi,
mengestimasi nilai kerugian ekonomi yang ditanggung masyarakat akibat abrasi,
mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi masyarakat mengeluarkan
biaya untuk pencegahan abrasi dan memberikan rekomendasi kebijakan untuk
mengatasi abrasi di Desa Tanjung Anom. Metode penelitian yang digunakan
adalah survei dan metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sensus.
Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, Livelihood Vulnerability
Index (LVI), penilaian kerusakan, dan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab abrasi adalah faktor alam dan
faktor manusia. Dampak dari abrasi yang dirasakan adalah kerusakan bangunan,
kehilangan lahan dan bangunan, dan kehilangan pendapatan karena tidak dapat
melakukan aktivitas ekonomi. Nilai LVI Desa Tanjung Anom adalah 0,47 yang
menunjukkan bahwa Desa Tanjung Anom merupakan daerah yang sangat rentan
terhadap abrasi. Total kerugian ekonomi masyarakat dihitung berdasarkan
kerugian yang dialami, yaitu sebesar Rp 729.325,00 per tahun per KK. Total biaya
pencegahan yang dilakukan responden adalah sebesar Rp 77.739,00 per tahun per
KK. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan pada responden untuk
mengeluarkan biaya pencegahan abrasi adalah variabel pendapatan, jarak rumah
ke laut, frekuensi banjir, lama tinggal di Desa Tanjung Anom, dummy status
lahan, dan dummy status kependudukan. Hasil analisis alternatif kebijakan
penanganan abrasi yang diperoleh yaitu penanaman mangrove, pembangunan
dinding pantai, pembuatan alat pemecah ombak, pembuatan sabuk pantai, dan
pembuatan struktur hybrid. | id |