Show simple item record

dc.contributor.advisorTjahjono, Boedi
dc.contributor.advisorEffendy, Sobri
dc.contributor.authorSupriyati
dc.date.accessioned2018-08-01T06:29:52Z
dc.date.available2018-08-01T06:29:52Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92604
dc.description.abstractGunungapi Sinabung adalah gunungapi Indonesia yang sempat menjadi perbincangan dunia karena letusannya lahir kembali pada tahun 2010 sebagai letusan pertama yang dikenal dalam periode sejarah. Volume deposit material piroklastik yang berada di tenggara-timur Gunungapi Sinabung pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 1,9 x 108 m3. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) melakukan analisis pola hujan di wilayah Gunungapi Sinabung, (2) melakukan analisis bahaya aliran lahar hujan Gunungapi Sinabung dengan pendekatan morfometri bentanglahan, (3) memberikan rekomendasi mitigasi bencana aliran lahar Gunungapi Sinabung. Metode yang digunakan untuk analisis pola hujan adalah dengan Uji Rentang Buishand, analisis deksriptif diagram batang, dan analisis trend dengan Uji Mann-Kendall. Pendekatan morfometri digunakan untuk menganalisis bahaya aliran lahar dengan memperhitungkan bahaya lahar daerah proksimal (sub Daerah Aliran Sungai) dan daerah medial dan distal. Untuk rekomendasi mitigasi diberikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola hujan di wilayah Gunungapi Sinabung adalah pola hujan ekuatorial yang dicirikan oleh dua puncak musim hujan. Pada periode sebelum letusan puncak curah hujan terjadi pada bulan Mei dan Oktober, sedangkan pada periode setelah letusan, puncak curah hujan terjadi pada bulan Mei dan September. Analisis trend menunjukkan bahwa curah hujan yang terjadi pada bulan Mei dan November mempunyai kecenderungan menaik, sehingga pada waktu tersebut diprediksi aliran lahar berpeluang besar untuk terjadi. Oleh karena itu pada waktu tersebut dapat dijadikan sebagai peringatan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bahaya aliran lahar, terutama kepada masyarakat yang beraktivitas di sekitar aliran sungai, seperti yang berada di sepanjang aliran sungai Lau Pertumbungen. Bahaya lahar dari sub DAS yang mempunyai peluang besar mengalirkan lahar di daerah proksimal berturut-turut adalah sub DAS Lau Borus, sub DAS Lau Kurambehu, dan sub DAS Simacem. Adapun untuk bahaya daerah medial-distal mengancam daerah pinggiran sungai, terutama daerah permukiman yang terdapat di Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Tiganderket, dan Kecamatan Payung. Rekomendasi mitigasi yang disarankan bagi ketiga kecamatan tersebut adalah sosialisasi bahaya erupsi gunungapi, meningkatkan kesiapsiagaan dan pengetahuan masyarakat mengenai aliran lahar, relokasi hunian yang berada di daerah bahaya, dan meningkatkan kapasitas daya tampung lahar.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcDisaster mitigationid
dc.subject.ddcLahan hazardid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcKaro-SUMUTid
dc.titleAnalisis Pola Hujan dan Morfometri Bentanglahan untuk Prediksi Bahaya Aliran Lahar Gunungapi Sinabungid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordhomogenitasid
dc.subject.keywordanalisis trendid
dc.subject.keywordekuatorialid
dc.subject.keywordbentanglahanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record