Show simple item record

dc.contributor.advisorDharmawan, Arya Hadi
dc.contributor.advisorPutri, Eka Intan Kumala
dc.contributor.authorWiyata, Nudya
dc.date.accessioned2018-07-30T02:44:30Z
dc.date.available2018-07-30T02:44:30Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92588
dc.description.abstractKonversi lahan merupakan salah satu konsekuensi dari pertumbuhan penduduk. Kabupaten Bogor sebagai salah satu wilayah penyangga bagi ibu kota dan kota-kota besar lain seperti Bekasi, Depok dan Tangerang mengalami kenaikan jumlah lahan terbangun secara signifikan. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor sebesar 2,51% per tahun mengakibatkan fenomena urban sparwl yang kemudian menjadi pemicu adanya konversi lahan dari lahan pertanian dan hutan. Konversi lahan pertanian menjadi lahan terbangun membawa beberapa dampak, baik itu dampak sosial, ekonomi dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur nafkah petani yang terkena dampak konversi lahan, menganalisis sejauh mana tingkat kerentanan petani dan menilai kualitas lingkungan bersasarkan daya dukung dan persepsi masyarakat. Metode yang digunakan adalah pendekatan analisis kuantitatif dengan didukung data kualitatif. Unit analisis penelitian ini adalah rumah tangga petani sebanyak 70 unit. Fokus penelitian pada Desa Cemplang dan Desa Situ Udik di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Hasil studi menunjukkan bahwa struktur nafkah pada kedua desa didominasi oleh nafkah non farm dengan sebaran kontribusi pendapatan di Desa Cemplang: sektor non farm sebesar 80,93%, farm sebesar 18,86% dan hewan tangkapan sebesar 0,21%. Sebaran kontribusi pendapatan di Desa Situ Udik: sektor non farm sebesar 65,77%, farm sebesar 33,78% dan hewan tangkapan 0,45%. Komposisi tersebut mengindikasikan adanya kecenderungan untuk beralih pada nafkah non farm sehingga bisa mengancam keberlanjutan usaha tani dan mempengaruhi produktivitas pertanian. Indeks kerentanan Desa Cemplang 0,51 sementara Desa Situ Udik 0,37 yang berarti kehidupan rumah tangga petani kedua desa berada pada kondisi rentan yang perlu segera mendapat perhatian. Daya dukung lahan Desa Cemplang bernilai 0,589 sedangkan Desa Situ Udik 0,736, dengan demikian CCR < 1, artinya luas lahan pertanian pada kedua desa saat ini tidak dapat menyangga kehidupan manusia di atasnya sehingga tidak lagi memungkinkan dilakukan pembangunan yang sifatnya ekspansif dan eksploratif lahan. Kualtias lingkungan kedua desa mengalami perubahan ke arah yang lebih buruk dari sebelum terjadi konversi hingga setelah terjadi konversi. Secara keseluruhan kondisi sosio-ekonomi dan ekologis Desa Situ Udik lebih baik daripada Desa Cemplang. Perlu dikembangkan upaya jejaring antara industri dan rumah tangga petani, sehingga pembangunan dan kesejahteraan petani dapat berjalan sinergis.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEnvironmental Sciencesid
dc.subject.ddcLand Conversionid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Dampak Konversi Lahan Terhadap Kerentanan Rumah Tangga Petani di Kabupaten Bogorid
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddaya dukungid
dc.subject.keywordkerentananid
dc.subject.keywordkonversi lahanid
dc.subject.keywordpersepsiid
dc.subject.keywordstruktur nafkahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record