Show simple item record

dc.contributor.advisorZakaria, Fransiska
dc.contributor.advisorSuliantari
dc.contributor.advisorChasanah, Ekowati
dc.contributor.authorNovalina A, Sri
dc.date.accessioned2018-07-30T02:41:15Z
dc.date.available2018-07-30T02:41:15Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92571
dc.description.abstractResistensi dan defisiensi insulin, serta obesitas merupakan faktor utama terjadinya sindrom metabolik (MetS). Obesitas disebabkan oleh asupan makanan berlebihan kalori yang menyebabkan hiperglikemia dan dislipidemia, yang kemudian menyebabkan sintesis reactive oxygen species (ROS) sehingga meningkatkan stres oksidatif. Hal ini akan memicu reaksi imunitas seperti dilepaskannya faktor inflamasi interleukin-6 (IL-6), dan meningkatnya produksi enzim siklooksigenase-2 (COX-2) yang mengakibatkan penurunan imunitas. Penurunan sistem imun dapat dilihat pada penurunan jumlah sel T CD4+ dan CD8+ dan terjadinya peradangan yang membuka akses bagi ROS dan glukosa untuk berinteraksi dengan protein, lemak, dan DNA. Radikal bebas yang menyerang DNA sel pankreas akan menyebabkan disfungsi sel-β pankreas sehingga terjadi disfungsi sel-β. Pada akhirnya akan menyebabkan defisiensi dan resistensi insulin yang memicu terjadinya penyakit diabetes melitus (DM) tipe-2. Prevalensi penyandang DM berdasarkan data IDF 2015 mencapai 415 juta jiwa dan diperkirakan akan meningkat menjadi 642 juta jiwa pada tahun 2040. Diabetes dapat dicegah dan dikendalikan dengan cara menurunkan faktor risiko penyebabnya, salah satunya dengan perbaikan pola makan. Ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi pangan nabati yang memiliki gizi tinggi, rendah indek glikemik (IG), serta tinggi serat, dan komponen bioaktif. Tahu ungu yang terbuat dari kedelai hitam termasuk ke dalam kategori makanan sehat yang cocok bagi penderita DM. Kedelai hitam memiliki gizi yang hampir sama dengan kedelai kuning tetapi memiliki flavonoid total enam kali lebih banyak dibanding kedelai kuning dan kapasitas antioksidan yang lebih tinggi. Selain itu, terdapat antosianin pada kedelai hitam yang tidak dimiliki oleh kedelai kuning. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji manfaat pemberian tahu ungu dalam memperbaiki sindrom metabolik pada responden penderita DM tipe- 2. Adapun parameter yang diamati meliputi kadar glukosa darah puasa (GDP), kadar insulin, perbaikan profil lipid (kadar trigliserida, LDL-k, HDL-k, dan kolesterol total), perbaikan imunitas dengan peningkatan sel T CD4+ dan CD8+, faktor inflamasi dari kadar IL-6 dan COX-2, serta pengamatan DNA adduct. Penelitian dilakukan dalam empat tahap yaitu, pertama pengajuan ethical clearence pada UNIKA Atmadjaya, selanjutnya pembuatan tahu ungu dari kedelai hitam dengan menggunakan koagulan CaSO4 sebanyak 0.27%. Lalu dilakukan analisis proksimat, serat larut, dan asam amino tahu ungu. Hasil analisis menunjukkan bahwa tahu ungu mengandung kadar air sebesar 84.39±0.05; kadar abu sebesar 0.33±0.01; protein 7.84±0.76; lemak 2.52±0.35; serat larut 4.33±0.01; serat tak larut 1.23±0.05. Survey dan pemilihan responden dilakukan secara purposive dengan total 20 orang responden yang terdiri dari 10 orang responden intervensi, dan 10 orang responden kontrol. Selanjutnya, Sosialisasi pada responden terpilih tentang pengendalian penyakit diabetes. Kemudian diminta persetujuan responden melalui tanda tangan pada informed consent, pemeriksaan kesehatan klinis, serta melakukan pengambilan darah awal sebelum intervensi. Intervensi dengan pemberian tahu ungu selama 28 hari berupa tahu ungu rebus sebanyak 85 g dengan tambahan kuah sop pada kelompok intervensi, sedangkan kelompok kontrol tidak menerima apapun. Setiap minggu, asupan gizi responden pada kedua kelompok dievaluasi melalui kuesioner food recall, dihitung menggunakan NutriSurvey software (EBIS pro software). Penyuluhan dan pengambilan darah untuk analisis oleh tenaga medis yang bersertifikat. Darah diambil sebanyak 8 mL pada pagi hari setelah 12 jam berpuasa. Pengukuran GDP dilakukan dengan metode prick menggunakan glucometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar GDP responden dari 224.7±92.45 mg/dL menjadi 170.2±68.15 mg/dL. Selanjutnya pengukuran kadar insulin, IL-6, dan COX-2 menggunakan metode ELISA, hasil pengukuran menunjukkan peningkatan kadar insulin plasma dari 0.29±0.08 menjadi 0.39±0.11; penurunan faktor inflamasi IL-6 dari 0.50±0.04 menjadi 0.43±0.07 dan COX-2 dari 0.75±0.10 menjadi 0.66±0.06. Analisis jumlah sel T jumlah sel T CD4+ dan CD8+ menggunakan flowcytometer. Hasil analisis menunjukkan peningkatan jumlah sel T CD4+ dari 649.33±207.92 sel/μL menjadi 883.5±315.25 sel/μL dan CD8+ dari 261.2±83.03 sel/μL menjadi 495.09±114.85. Analisis kadar profil lipid darah menggunakan metode CHOD-PAP, menunjukkan penurunan kadar trigliserida (TG) dari 175.6±72.61 mg/dL menjadi 123.7±29.50 mg/dL; kolesterol total dari 207.4±52.6 mg/dL menjadi 154.4±50.89 mg/dL; kadar LDL-k dari 133.76±47.00 mg/dL menjadi 98.96±45.83 mg/dL. DNA adduct tidak terdeteksi pada darah kelompok intervensi dan kontrol. Berdasarkan hasil peneliti terlihat bahwa tahu ungu dapat memperbaiki sindrom metabolik pada penderita DM tipe-2 melalui penurunan kadar glukosa darah puasa (GDP), peningkatan kadar insulin, penurunan IL_6 dan COX-2, perbaikan profil lipid darah dan peningkatan jumlah sel T CD4+ dan CD8+.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcFood Sciencesid
dc.subject.ddcMetabolic Syndromeid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleKajian Potensi Tahu Ungu dalam Memperbaiki Sindrom Metabolik pada Penderita Diabetes Melitus Tipe-2.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordDiabetes melitusid
dc.subject.keywordglukosa darah puasaid
dc.subject.keywordimunitasid
dc.subject.keywordinflamasiid
dc.subject.keywordprofil lipidid
dc.subject.keywordtahu unguid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record