Show simple item record

dc.contributor.advisorSuprayudi, Muhammad Agus
dc.contributor.advisorAlimuddin
dc.contributor.advisorSetiawati, Mia
dc.contributor.advisorJunior, Muhammad Zairin
dc.contributor.authorSafir, Muhammad
dc.date.accessioned2018-07-30T01:20:29Z
dc.date.available2018-07-30T01:20:29Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92531
dc.description.abstractIkan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu spesies budidaya ikan air tawar dunia. Kematangan gonad pada ukuran < 100 g menjadi masalah utama pada pembesaran ikan nila karena dapat terjadi pemijahan secara tidak terkontrol yang menyebabkan ukuran panen relatif kecil dan beragam. Selain itu, penggunaan pakan berkadar protein tinggi pada pembesaran ikan nila akan berdampak pada peningkatan biaya produksi dalam pemeliharaannya. Perlakuan sex reversal pada larva ikan nila dan pengaplikasian pakan berprotein rendah yang diperkaya dengan rElGH pada pembesaran ikan nila dapat menjadi solusi dalam penyelesaian masalah tersebut. Oleh karena itu, untuk membuktikan hal tersebut sehingga penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan. Penelitian pertama bertujuan untuk mengevaluasi kinerja produksi ikan nila hasil sex reversal yang diberi pakan kadar protein berbeda dan diperkaya dengan rElGH. Sex reversal dilakukan dengan merendam sebanyak 500 ekor larva ikan nila umur sepuluh hari dan pada umur 14 hari pascatetas dalam satu liter air yang mengandung 2,0 mg hormon 17α-methyltestosterone (MT) selama empat jam. Larva dipelihara dalam akuarium (1,0 × 0,5 × 0,5 m3) selama satu bulan, selanjutnya dipindahkan ke hapa (2 × 2 × 1,5 m3) yang ditempatkan pada kolam beton (20 × 10 × 1,5 m3) dan dipelihara selama tiga bulan. Prosedur yang sama dilakukan untuk ikan kontrol, tanpa diberi MT (NK). Perlakuan yang diujikan adalah ikan nila hasil perlakuan MT (NMT), masing-masing diberi tiga kadar protein pakan tanpa rElGH (20%+NMT, 24%+NMT, dan 28%+NMT), dan dengan rElGH (20%+rElGH+NMT, 24%+rElGH+NMT, dan 28%+rElGH+NMT). Ikan kontrol (NK) diberi tiga kadar protein pakan tanpa rElGH (20%+NK, 24%+NK, dan 28%+NK). Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan harian (LPH), pertambahan biomassa (PB) dan biomassa panen (BP) tertinggi (P<0,05) diperoleh pada perlakuan 28%+rElGH+NMT. Konsumsi pakan (KP) tertinggi (7,09±0,34 kg) dan rasio konversi pakan (RKP) terendah (1,28±0,01) terjadi pada perlakuan 28%+rElGH+NMT (P<0,05). Kelangsungan hidup (KH) ikan pada semua perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05). Persentase kelamin jantan (KJ) ikan NMT lebih tinggi, dan indeks gonadosomatik lebih rendah masing-masing dibandingkan ikan NK (P<0,05). Proporsi filet tidak berbeda nyata (P>0,05) pada kadar protein pakan yang sama untuk semua perlakuan. Tingkat keuntungan pada perlakuan 28%+rElGH+NMT, masing-masing lebih tinggi sebesar 93,9%, 109,4% dan 203,8% dibandingkan pada perlakuan 28%+NK, 24%+NK dan 20%+NK (P<0,05). Ikan nila hasil sex reversal yang diberi pakan kadar protein 28% dan diperkaya dengan rElGH memberikan kinerja produksi terbaik. Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mengkaji respons biokimia dalam memberikan kinerja pertumbuhan ikan nila hasil perlakuan tahap pertama. Kadar protein dan perlakuan pakan serta jumlah perlakuan yang digunakan adalah sama dengan tahap pertama. Semua sampel untuk parameter uji diambil langsung dari hapa setelah empat bulan pemeliharaan tahap pertama, kecuali untuk aktivitas enzim pencernaan, kecernaan pakan, kadar glukosa darah dan ekskresi total ammonia nitrogen (TAN) dilakukan setelah ikan dipindahkan dan diberi pakan perlakuan di akuarium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan rElGH meningkatkan aktivitas protease, lipase dan amilase. Aktivitas protease dan lipase tertinggi (P<0,05) terjadi pada perlakuan 28+rElGH+NMT, namun aktivitas amilase tidak berbeda (P>0,05) antarperlakuan rElGH. Panjang mikrovili usus tengah dan belakang ikan NMT yang diberi perlakuan rElGH cenderung lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Pada kadar protein yang sama, nilai kecernaan total dan protein, kadar glikogen hati dan otot ikan NMT yang diberi perlakuan rElGH lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan tanpa rElGH (NK dan NMT). Kadar glukosa darah ikan NMT yang diberi perlakuan rElGH meningkat kemudian menurun lebih cepat dibandingkan tanpa rElGH (NK dan NMT). Indeks hepatosomatik tertinggi (P<0,05) terjadi pada perlakuan 28%+rElGH+NMT. Ekskresi TAN ikan NMT yang diberi perlakuan rElGH lebih rendah (P<0,05) dibandingkan tanpa rElGH (NK dan NMT) pada kadar protein yang sama, namun antar ikan NMT yang diberi perlakuan rElGH tidak berbeda nyata (P>0,05). Ikan nila hasil sex reversal diberi kadar protein 28% dan diperkaya dengan rElGH menunjukkan respons biokimia terbaik dan tingkat kecernaan pakan yang tinggi. Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk mengevaluasi kinerja ikan nila yang diberi perlakuan kombinasi MT dan rElGH melalui perendaman dan dilanjutkan dengan pemberian pakan diperkaya dengan rElGH. Sebanyak 200 larva ikan nila umur sepuluh hari dan pada umur 14 hari pascatetas direndam dalam air bersalinitas 30 g L-1 selama tiga menit, selanjutnya direndam dalam satu liter air tawar yang mengandung masing-masing perlakuan (kontrol, MT, rElGH, serta kombinasi MT & rElGH) selama empat jam. Setiap perlakuan diulang tiga kali. Dosis MT yang digunakan adalah 2,0 mg, dan rElGH 2,5 mg. Pada kontrol ikan hanya diberi perlakuan etanol dan PBS. Pemeliharaan dilakukan di akuarium bervolume 250 L selama enam minggu, selanjutnya di hapa (2 × 2 × 1,5 m3) yang ditempatkan pada kolam beton (20 × 10 × 1,5 m3) selama delapan minggu. Ikan uji diberi pakan perlakuan rElGH setelah di hapa selama satu bulan dengan frekuensi tiga hari sekali, dan selebihnya adalah pakan normal (tanpa pengayaan). Hasil penelitian menunjukkan LPH, PB, BP, KH, dan KP (Artemia sp.) pada ikan antarperlakuan rElGH, dan kombinasi MT dan rElGH selama pemeliharaan di akuarium tidak berbeda nyata (P>0,05), namun keduanya lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan perlakuan MT dan kontrol. Hasil pemeliharaan di hapa menunjukkan LPH, PB, KJ ikan perlakuan MT, dan kombinasi MT dan rElGH lebih tinggi (P<0,05), serta RKP lebih rendah (P<0,05) dibandingkan perlakuan rElGH dan kontrol. Namun LPH, PB, KJ ikan antarperlakuan MT serta kombinasi MT dan rElGH tidak berbeda nyata (P>0,05). KH semua perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05). Estimasi keuntungan tertinggi diperoleh pada perlakuan MT (P<0,05). Kinerja budidaya ikan nila tertinggi dapat dicapai melalui perendaman MT pada fase larva yang diberi pakan diperkaya dengan rElGH pada fase pembesaran. Berdasarkan hasil dari seluruh tahapan penelitian disimpulkan bahwa perlakuan sex reversal pada stadia larva dan pemberian pakan diperkaya dengan rElGH pada fase pembesaran ikan nila terbukti meningkatkan respons fisiologis dan biokimia, respons tertinggi diperoleh pada kadar protein pakan 28%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcNile Tilapiaid
dc.titleRespons Fisiologis dan Biokimia Ikan Nila Hasil Sex Reversal, Diberi Pakan Kadar Protein Berbeda dan Diperkaya dengan Hormon Pertumbuhan.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordenzim pencernaanid
dc.subject.keywordpertumbuhanid
dc.subject.keywordrElGHid
dc.subject.keywordsex reversalid
dc.subject.keywordretensi proteinid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record