Respons Fisiologis dan Biokimia Ikan Nila Hasil Sex Reversal, Diberi Pakan Kadar Protein Berbeda dan Diperkaya dengan Hormon Pertumbuhan.
View/ Open
Date
2018Author
Safir, Muhammad
Suprayudi, Muhammad Agus
Alimuddin
Setiawati, Mia
Junior, Muhammad Zairin
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu spesies budidaya
ikan air tawar dunia. Kematangan gonad pada ukuran < 100 g menjadi masalah
utama pada pembesaran ikan nila karena dapat terjadi pemijahan secara tidak
terkontrol yang menyebabkan ukuran panen relatif kecil dan beragam. Selain itu,
penggunaan pakan berkadar protein tinggi pada pembesaran ikan nila akan
berdampak pada peningkatan biaya produksi dalam pemeliharaannya. Perlakuan
sex reversal pada larva ikan nila dan pengaplikasian pakan berprotein rendah yang
diperkaya dengan rElGH pada pembesaran ikan nila dapat menjadi solusi dalam
penyelesaian masalah tersebut. Oleh karena itu, untuk membuktikan hal tersebut
sehingga penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan.
Penelitian pertama bertujuan untuk mengevaluasi kinerja produksi ikan nila
hasil sex reversal yang diberi pakan kadar protein berbeda dan diperkaya dengan
rElGH. Sex reversal dilakukan dengan merendam sebanyak 500 ekor larva ikan
nila umur sepuluh hari dan pada umur 14 hari pascatetas dalam satu liter air yang
mengandung 2,0 mg hormon 17α-methyltestosterone (MT) selama empat jam.
Larva dipelihara dalam akuarium (1,0 × 0,5 × 0,5 m3) selama satu bulan,
selanjutnya dipindahkan ke hapa (2 × 2 × 1,5 m3) yang ditempatkan pada kolam
beton (20 × 10 × 1,5 m3) dan dipelihara selama tiga bulan. Prosedur yang sama
dilakukan untuk ikan kontrol, tanpa diberi MT (NK). Perlakuan yang diujikan
adalah ikan nila hasil perlakuan MT (NMT), masing-masing diberi tiga kadar
protein pakan tanpa rElGH (20%+NMT, 24%+NMT, dan 28%+NMT), dan dengan
rElGH (20%+rElGH+NMT, 24%+rElGH+NMT, dan 28%+rElGH+NMT). Ikan
kontrol (NK) diberi tiga kadar protein pakan tanpa rElGH (20%+NK, 24%+NK,
dan 28%+NK). Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan harian (LPH),
pertambahan biomassa (PB) dan biomassa panen (BP) tertinggi (P<0,05)
diperoleh pada perlakuan 28%+rElGH+NMT. Konsumsi pakan (KP) tertinggi
(7,09±0,34 kg) dan rasio konversi pakan (RKP) terendah (1,28±0,01) terjadi pada
perlakuan 28%+rElGH+NMT (P<0,05). Kelangsungan hidup (KH) ikan pada
semua perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05). Persentase kelamin jantan (KJ)
ikan NMT lebih tinggi, dan indeks gonadosomatik lebih rendah masing-masing
dibandingkan ikan NK (P<0,05). Proporsi filet tidak berbeda nyata (P>0,05) pada
kadar protein pakan yang sama untuk semua perlakuan. Tingkat keuntungan pada
perlakuan 28%+rElGH+NMT, masing-masing lebih tinggi sebesar 93,9%, 109,4%
dan 203,8% dibandingkan pada perlakuan 28%+NK, 24%+NK dan 20%+NK
(P<0,05). Ikan nila hasil sex reversal yang diberi pakan kadar protein 28% dan
diperkaya dengan rElGH memberikan kinerja produksi terbaik.
Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mengkaji respons biokimia dalam
memberikan kinerja pertumbuhan ikan nila hasil perlakuan tahap pertama. Kadar
protein dan perlakuan pakan serta jumlah perlakuan yang digunakan adalah sama
dengan tahap pertama. Semua sampel untuk parameter uji diambil langsung dari
hapa setelah empat bulan pemeliharaan tahap pertama, kecuali untuk aktivitas
enzim pencernaan, kecernaan pakan, kadar glukosa darah dan ekskresi total
ammonia nitrogen (TAN) dilakukan setelah ikan dipindahkan dan diberi pakan
perlakuan di akuarium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan rElGH
meningkatkan aktivitas protease, lipase dan amilase. Aktivitas protease dan lipase
tertinggi (P<0,05) terjadi pada perlakuan 28+rElGH+NMT, namun aktivitas
amilase tidak berbeda (P>0,05) antarperlakuan rElGH. Panjang mikrovili usus
tengah dan belakang ikan NMT yang diberi perlakuan rElGH cenderung lebih
tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Pada kadar protein yang sama, nilai
kecernaan total dan protein, kadar glikogen hati dan otot ikan NMT yang diberi
perlakuan rElGH lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan tanpa rElGH (NK dan NMT).
Kadar glukosa darah ikan NMT yang diberi perlakuan rElGH meningkat kemudian
menurun lebih cepat dibandingkan tanpa rElGH (NK dan NMT). Indeks
hepatosomatik tertinggi (P<0,05) terjadi pada perlakuan 28%+rElGH+NMT.
Ekskresi TAN ikan NMT yang diberi perlakuan rElGH lebih rendah (P<0,05)
dibandingkan tanpa rElGH (NK dan NMT) pada kadar protein yang sama, namun
antar ikan NMT yang diberi perlakuan rElGH tidak berbeda nyata (P>0,05). Ikan
nila hasil sex reversal diberi kadar protein 28% dan diperkaya dengan rElGH
menunjukkan respons biokimia terbaik dan tingkat kecernaan pakan yang tinggi.
Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk mengevaluasi kinerja ikan nila yang
diberi perlakuan kombinasi MT dan rElGH melalui perendaman dan dilanjutkan
dengan pemberian pakan diperkaya dengan rElGH. Sebanyak 200 larva ikan nila
umur sepuluh hari dan pada umur 14 hari pascatetas direndam dalam air
bersalinitas 30 g L-1 selama tiga menit, selanjutnya direndam dalam satu liter air
tawar yang mengandung masing-masing perlakuan (kontrol, MT, rElGH, serta
kombinasi MT & rElGH) selama empat jam. Setiap perlakuan diulang tiga kali.
Dosis MT yang digunakan adalah 2,0 mg, dan rElGH 2,5 mg. Pada kontrol ikan
hanya diberi perlakuan etanol dan PBS. Pemeliharaan dilakukan di akuarium
bervolume 250 L selama enam minggu, selanjutnya di hapa (2 × 2 × 1,5 m3) yang
ditempatkan pada kolam beton (20 × 10 × 1,5 m3) selama delapan minggu. Ikan
uji diberi pakan perlakuan rElGH setelah di hapa selama satu bulan dengan
frekuensi tiga hari sekali, dan selebihnya adalah pakan normal (tanpa pengayaan).
Hasil penelitian menunjukkan LPH, PB, BP, KH, dan KP (Artemia sp.) pada ikan
antarperlakuan rElGH, dan kombinasi MT dan rElGH selama pemeliharaan di
akuarium tidak berbeda nyata (P>0,05), namun keduanya lebih tinggi (P<0,05)
dibandingkan perlakuan MT dan kontrol. Hasil pemeliharaan di hapa
menunjukkan LPH, PB, KJ ikan perlakuan MT, dan kombinasi MT dan rElGH
lebih tinggi (P<0,05), serta RKP lebih rendah (P<0,05) dibandingkan perlakuan
rElGH dan kontrol. Namun LPH, PB, KJ ikan antarperlakuan MT serta kombinasi
MT dan rElGH tidak berbeda nyata (P>0,05). KH semua perlakuan tidak berbeda
nyata (P>0,05). Estimasi keuntungan tertinggi diperoleh pada perlakuan MT
(P<0,05). Kinerja budidaya ikan nila tertinggi dapat dicapai melalui perendaman
MT pada fase larva yang diberi pakan diperkaya dengan rElGH pada fase
pembesaran. Berdasarkan hasil dari seluruh tahapan penelitian disimpulkan bahwa
perlakuan sex reversal pada stadia larva dan pemberian pakan diperkaya dengan
rElGH pada fase pembesaran ikan nila terbukti meningkatkan respons fisiologis
dan biokimia, respons tertinggi diperoleh pada kadar protein pakan 28%.
Collections
- DT - Fisheries [725]