Show simple item record

dc.contributor.advisorPurnaningsih, Ninuk
dc.contributor.advisorAsngari, Pang S
dc.contributor.advisorHardjanto
dc.contributor.authorHudiyani, Indiyah
dc.date.accessioned2018-07-30T01:19:40Z
dc.date.available2018-07-30T01:19:40Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92528
dc.description.abstractHutan rakyat menurut UU Kehutanan No. 41 Tahun 1999 adalah hutan yang berada di lahan milik rakyat. Hutan rakyat pola agroforestri adalah hutan rakyat yang mengombinasikan tanaman semusim, tanaman hutan, dan atau ternak secara bersamaan atau berurutan pada unit lahan yang sama dan menerapkan cara-cara pengelolaan yang sesuai dengan kebudayaan penduduk setempat. Perkembangan hutan rakyat yang kurang menggembirakan bukan disebabkan kurangnya partisipasi petani hutan, namun kurangnya dukungan dari stakeholders terkait. Petani sudah sangat aktif berpartisipasi, namun banyak keterbatasan yang dimiliki petani sehingga diperlukan partisipasi stakeholders untuk mengembangkan hutan rakyat agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis profil hutan rakyat di Kabupaten Wonogiri, menganalisis stakeholders hutan rakyat, menganalisis partisipasi stakeholders dalam pengelolaan hutan rakyat pola agroforestri, dan menyusun strategi penguatan partisipasi stakeholders dalam pengelolaan Hutan Rakyat Pola Agroforestri. Penelitian dilakukan di lima desa/kelurahan (Kelurahan Selopuro, Desa Sejati, Desa Tirtosuworo, Desa Guwotirto, Kelurahan Girikikis), pada Bulan Desember 2015 sampai bulan Juli 2016. Populasi penelitian adalah stakeholders hutan rakyat sejumlah 2513 orang. Jumlah contoh penelitian (research sample) sebanyak 283 orang, yang terdiri dari 244 petani hutan dan 39 stakeholders non petani. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode campuran (mixed methods), dengan teknik pengumpulan data wawancara terstruktur, wawancara mendalam, observasi, FGD, dan studi literatur. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif, uji korelasi Rank Spearman, analisis korelasi Pearson, Uji Beda Mann Whitney, dan Analisis Jalur. Perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan analisis adalah SPSS 20. Hutan rakyat di Kabupaten Wonogiri merupakan hutan yang dikelola oleh masyarakat dan berada di lahan milik mereka. Luasan hutan relatif sempit, berkisar 0,03 ha s.d 3,3 ha dengan lokasi yang tersebar, bahkan banyak lokasi hutan rakyat yang berada di luar desa atau dusun dengan rumah tinggal petani. Lahan-lahan yang ditanami tanaman kayu adalah tegalan atau masyarakat menyebutnya sebagai gunung atau alas, kebun, pekarangan, dan sawah. Tegalan dan kebun ditanami dengan tanaman kayu yang didominasi oleh jenis jati, mahoni, akasia, trembesi, dan sonokeling. Beberapa lahan yang relatif subur mulai ditanami dengan jenis sengon karena memiliki daur yang lebih pendek. Pekarangan ditanami dengan tanaman kayu dan tanaman buah, sedangkan sawah ditanami tanaman kayu yang berfungsi juga sebagai batas kepemilikan lahan. Tanaman tumpang sari yang ditanam petani di sela-sela tegakan didominasi oleh tanaman rimpang (empon-empon), sedangkan tanaman lain yang juga ditanam adalah cabai rawit, palawija, dan rumput gajah. Pengelolaan hutan masih dilakukan secara sederhana, mulai dari penyiapan lahan hingga pemasaran. Penyiapan lahan hanya dilakukan pada awal pembangunan hutan rakyat, yaitu pembuatan teras batu untuk mencegah erosi karena kondisi lahan di Wonogiri sebagian besar berupa bukit batu. Penanaman dilakukan dengan memindahkan anakan alami yang banyak tumbuh di bawah tegakan. Anakan ini dipindahkan dari lokasi yang rapat ke lokasi yang masih relatif kosong. Kegiatan pemeliharaan hanya sebatas pemupukan pada saat penanaman dengan menggunakan pupuk kandang hingga tahun pertama. Pemangkasan dan penjarangan tidak dilakukan. Pemanenan dilakukan ketika petani membutuhkan dana tunai yang tidak bisa dipenuhi dari hasil tanaman pertanian atau ternaknya. Pengolahan hasil tidak dilakukan, sedangkan pemasaran dilakukan kepada pedagang kayu keliling karena kayu dijual pada kondisi berdiri. Stakeholders hutan rakyat sangat beragam ditinjau dari kepentingan dan pengaruhnya, namun secara keseluruhan petani hutan merupakan stakeholders kunci dalam pengelolaan hutan rakyat. Petani merupakan pemegang setiap keputusan yang terkait dengan pengelolaan hutan rakyat, namun dukungan dari stakeholders lain tetap sangat dibutuhkan dalam pengembangan hutan rakyat di Kabupaten Wonogiri. Partisipasi stakeholders dalam pengelolaan hutan rakyat tergolong sedang pada tahap perencanaan, pengelolaan, dan pemanfaatan, sedangkan pada tahap penilaian tergolong rendah. Partisipasi (Y3) dipengaruhi karakteristik stakeholders (X1), dukungan kebijakan dan norma (X2), kualitas penyuluhan (X3), kesempatan (X4), dan motivasi (Y1), dengan persamaan: Y3 = 130,965 + 0,129X1 + 0,350 X2 + 0,361 X3 + 0,909 X4 + 0,289 Y1 + 0,150 Y2. Pola hubungan langsung yang memiliki pengaruh terbesar terhadap partisipasi stakeholders adalah faktor kualitas penyuluhan dan faktor kesempatan. Pola hubungan tidak langsung yang memiliki pengaruh terbesar terhadap partisipasi stakeholders adalah karakteristik internal dan dukungan kebijakan dan norma melalui variabel motivasi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcDevelopment Extentionid
dc.subject.ddcAgricultural extentionid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcWonogiri-JATIMid
dc.titleStrategi Penguatan Partisipasi Stakeholders dalam Pengelolaan Hutan Rakyat Pola Agroforestri di Kabupaten Wonogiriid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordagroforestriid
dc.subject.keywordhutan rakyatid
dc.subject.keywordpartisipasiid
dc.subject.keywordstakeholdersid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record