Strategi Penguatan Partisipasi Stakeholders dalam Pengelolaan Hutan Rakyat Pola Agroforestri di Kabupaten Wonogiri
View/ Open
Date
2018Author
Hudiyani, Indiyah
Purnaningsih, Ninuk
Asngari, Pang S
Hardjanto
Metadata
Show full item recordAbstract
Hutan rakyat menurut UU Kehutanan No. 41 Tahun 1999 adalah hutan yang
berada di lahan milik rakyat. Hutan rakyat pola agroforestri adalah hutan rakyat
yang mengombinasikan tanaman semusim, tanaman hutan, dan atau ternak secara
bersamaan atau berurutan pada unit lahan yang sama dan menerapkan cara-cara
pengelolaan yang sesuai dengan kebudayaan penduduk setempat. Perkembangan
hutan rakyat yang kurang menggembirakan bukan disebabkan kurangnya
partisipasi petani hutan, namun kurangnya dukungan dari stakeholders terkait.
Petani sudah sangat aktif berpartisipasi, namun banyak keterbatasan yang dimiliki
petani sehingga diperlukan partisipasi stakeholders untuk mengembangkan hutan
rakyat agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Tujuan penelitian ini
adalah menganalisis profil hutan rakyat di Kabupaten Wonogiri, menganalisis
stakeholders hutan rakyat, menganalisis partisipasi stakeholders dalam
pengelolaan hutan rakyat pola agroforestri, dan menyusun strategi penguatan
partisipasi stakeholders dalam pengelolaan Hutan Rakyat Pola Agroforestri.
Penelitian dilakukan di lima desa/kelurahan (Kelurahan Selopuro, Desa
Sejati, Desa Tirtosuworo, Desa Guwotirto, Kelurahan Girikikis), pada Bulan
Desember 2015 sampai bulan Juli 2016. Populasi penelitian adalah stakeholders
hutan rakyat sejumlah 2513 orang. Jumlah contoh penelitian (research sample)
sebanyak 283 orang, yang terdiri dari 244 petani hutan dan 39 stakeholders non
petani. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode campuran (mixed
methods), dengan teknik pengumpulan data wawancara terstruktur, wawancara
mendalam, observasi, FGD, dan studi literatur. Data dianalisis menggunakan
statistik deskriptif, uji korelasi Rank Spearman, analisis korelasi Pearson, Uji
Beda Mann Whitney, dan Analisis Jalur. Perangkat lunak yang digunakan untuk
melakukan analisis adalah SPSS 20.
Hutan rakyat di Kabupaten Wonogiri merupakan hutan yang dikelola oleh
masyarakat dan berada di lahan milik mereka. Luasan hutan relatif sempit,
berkisar 0,03 ha s.d 3,3 ha dengan lokasi yang tersebar, bahkan banyak lokasi
hutan rakyat yang berada di luar desa atau dusun dengan rumah tinggal petani.
Lahan-lahan yang ditanami tanaman kayu adalah tegalan atau masyarakat
menyebutnya sebagai gunung atau alas, kebun, pekarangan, dan sawah. Tegalan
dan kebun ditanami dengan tanaman kayu yang didominasi oleh jenis jati,
mahoni, akasia, trembesi, dan sonokeling. Beberapa lahan yang relatif subur
mulai ditanami dengan jenis sengon karena memiliki daur yang lebih pendek.
Pekarangan ditanami dengan tanaman kayu dan tanaman buah, sedangkan sawah
ditanami tanaman kayu yang berfungsi juga sebagai batas kepemilikan lahan.
Tanaman tumpang sari yang ditanam petani di sela-sela tegakan didominasi oleh
tanaman rimpang (empon-empon), sedangkan tanaman lain yang juga ditanam
adalah cabai rawit, palawija, dan rumput gajah. Pengelolaan hutan masih
dilakukan secara sederhana, mulai dari penyiapan lahan hingga pemasaran.
Penyiapan lahan hanya dilakukan pada awal pembangunan hutan rakyat, yaitu
pembuatan teras batu untuk mencegah erosi karena kondisi lahan di Wonogiri
sebagian besar berupa bukit batu. Penanaman dilakukan dengan memindahkan
anakan alami yang banyak tumbuh di bawah tegakan. Anakan ini dipindahkan
dari lokasi yang rapat ke lokasi yang masih relatif kosong. Kegiatan pemeliharaan
hanya sebatas pemupukan pada saat penanaman dengan menggunakan pupuk
kandang hingga tahun pertama. Pemangkasan dan penjarangan tidak dilakukan.
Pemanenan dilakukan ketika petani membutuhkan dana tunai yang tidak bisa
dipenuhi dari hasil tanaman pertanian atau ternaknya. Pengolahan hasil tidak
dilakukan, sedangkan pemasaran dilakukan kepada pedagang kayu keliling karena
kayu dijual pada kondisi berdiri.
Stakeholders hutan rakyat sangat beragam ditinjau dari kepentingan dan
pengaruhnya, namun secara keseluruhan petani hutan merupakan stakeholders
kunci dalam pengelolaan hutan rakyat. Petani merupakan pemegang setiap
keputusan yang terkait dengan pengelolaan hutan rakyat, namun dukungan dari
stakeholders lain tetap sangat dibutuhkan dalam pengembangan hutan rakyat di
Kabupaten Wonogiri.
Partisipasi stakeholders dalam pengelolaan hutan rakyat tergolong sedang
pada tahap perencanaan, pengelolaan, dan pemanfaatan, sedangkan pada tahap
penilaian tergolong rendah. Partisipasi (Y3) dipengaruhi karakteristik stakeholders
(X1), dukungan kebijakan dan norma (X2), kualitas penyuluhan (X3), kesempatan
(X4), dan motivasi (Y1), dengan persamaan: Y3 = 130,965 + 0,129X1 + 0,350 X2 +
0,361 X3 + 0,909 X4 + 0,289 Y1 + 0,150 Y2. Pola hubungan langsung yang
memiliki pengaruh terbesar terhadap partisipasi stakeholders adalah faktor
kualitas penyuluhan dan faktor kesempatan. Pola hubungan tidak langsung yang
memiliki pengaruh terbesar terhadap partisipasi stakeholders adalah karakteristik
internal dan dukungan kebijakan dan norma melalui variabel motivasi.
Collections
- DT - Human Ecology [564]