| dc.description.abstract | Pulau Tunda merupakan ekosistem pulau kecil yang sangat sensitif terhadap perubahan, sehingga adanya kegiatan antropogenik seperti penambangan pasir yang ada di perairan Pulau Tunda ini menjadi masalah tersendiri yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Penambangan pasir laut di pulau-pulau kecil, seperti Pulau Tunda berpotensi mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan, sehingga perlu dicari jalan keluar untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi bioekologi di perairan Pulau Tunda serta untuk mendapatkan strategi pengelolaan penambangan pasir laut di perairan Pulau Tunda yang berkelanjutan.
Pada penelitian ini dilakukan pengambilan data primer terhadap beberapa parameter kualitas air, dan terhadap kondisi terumbu karang. Data kualitas air dianalisis dengan cara membandingkan dengan Standar baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk biota laut. Selain itu untuk melihat status mutu perairannya, mengacu pada Kepmen LH no. 115 tahun 2003 tentang tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Data terumbu karang dianalisis status kesehatannya, mempergunakan acuan Kepmen 04/2001tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang. Data-data tersebut selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Selain hal tersebut, untuk memformulasi strategi dilakukan wawancara dengan responden ahli yang dipilih secara purposive, dengan bantuan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan AHP. Analisis status kesehatan terumbu karang mempergunakan acuan Kepmen 04/2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang maka terumbu karang di wilayah penelitian berada pada kisaran level buruk hingga sedang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air di Pulau Tunda dalam kondisi baik. Hasil analisis terhadap status mutu pencemaran dengan metode Sumitomo dan Newerow (1970) sesuai dengan Kepmen LH no. 115 tahun 2003. Standar baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk biota laut, memperlihatkan bahwa kondisi perairan di wilayah penelitian berada pada kategori tercemar ringan. Kondisi terumbu karang di Pulau Tunda termasuk dalam kategori buruk sampai sedang. kondisi terumbu karang di sebelah selatan Pulau Tunda memiliki kondisi terumbu karang yang lebih baik dibandingkan dengan tiga lokasi pengamatan Pulau Tunda lainnya. Kegiatan penambangan pasir berpotensi menggangu terumbu karang yang terdapat di perairan yang dalam.
Hasil analisis AHP memperlihatkan bahwa faktor dominan yang harus diperhatikan pada pengelolaan penambangan pasir laut agar menjadi berkelanjutan adalah sumberdaya alam, kebijakan pemerintah, dan sosial ekonomi masyarakat. Stakeholders yang harus diperhatikan agar penambangan pasir laut menjadi berkelanjutan adalah pemerintah, pengusaha, masyarakat dan penegak hukum. Adapun tujuan yang harus didahulukan agar penambangan pasir laut berkelanjutan, yakni reduksi degradasi lingkungan, pemulihan ekosistem dan
peningkatan daya saing keindahan wilayah perairan pulau kecil yang pasirnya ditambang. Prioritas alternatif strategi yang paling penting dalam pengelolaan penambangan pasir laut agar menjadi berkelanjutan adalah revisi kebijakan penambangan pasir laut, penegakan hukum dan sanksinya, serta teknologi penambangan pasir laut yang ramah lingkungan | id |
