Show simple item record

dc.contributor.advisorFahrudin, Achmad
dc.contributor.advisorImran, Zulhamsyah
dc.contributor.advisorSyamsul, Bahri Agus
dc.contributor.authorMarasabessy, Ilham
dc.date.accessioned2018-06-26T04:22:43Z
dc.date.available2018-06-26T04:22:43Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92342
dc.description.abstractPengembangan kawasan pulau kecil untuk berbagai macam aktifitas pemanfaatan dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat saat ini semakin ditingkatkan oleh beberapa negara di dunia khususnya yang memiliki pulau kecil. Maluku sebagai provinsi kepulauan memanfaatkan potensi pulaupulau kecil di sekitarnya selain sebagai jasa transportasi laut, juga dikembangkan untuk kawasan pariwisata bahari, budidaya keramba jaring apung (KJA) dan fishing ground potensial. Tingginya aktifitas di wilayah ini, menyebabkan muncul permasalahan yang kompleks, untuk itu potensi yang ada harus dikelola dengan baik, menyesuaikan struktur dan pola ruang pemanfaatan yang tepat, melalui strategi zonasi yang harapannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mencegah konflik pemanfaatan ruang. Penelitian pada kedua pulau, dilakukan sejak bulan September hingga Desember 2016. Metode survei deskriptif evaluatif digunakan untuk memperoleh data primer, sedangkan bentangan pulau diperoleh melalui data citra satelit Landsat 8 dan citra ArcGis Imagery 2016. Data diolah menggunakan analisis spasial dengan bantuan aplikasi Sistem Informasi Geografis (ArcGIS 10.3). Potensi ekowisata bahari (snorkeling, diving, tracking mangrove dan rekreasi pantai), kegiatan budidaya laut KJA dan fishing ground dianalisis berdasarkan kesesuaian lahan dan daya dukung kawasan yang secara ekologi dapat menampung seluruh kegiatan tersebut tanpa menyebabkan kerusakan pada ekosistem. Seluruh aktifitas itu dapat direalisasikan dengan melakukan zonasi pemanfaatan ruang pesisir dan laut. Untuk mendapatkan solusi pengelolaan secara berkelanjutan dalam kawasan kedua pulau, maka penentuan skala prioritas dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan comperative judgement dilakukan dengan perbandingan zonasi yang paling tepat dikembangkan dalam satu zona yang sama dan sesuai untuk beberapa aktifitas. Memiliki luas sekitar 0.31 km2 dan 0.73 km2 menjadikan Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun masuk dalam kategori pulau kecil. Karakteristik sebagai pulau tidak berpenduduk dengan bentang alam dan ekosistem yang unik membuat kedua pulau ini potensial dikembangkan untuk berbagai aktifitas. Secara umum pemanfaatan ruang dalam kawasan Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun untuk aktifitas ekowisata bahari, budidaya KJA dan fishing ground dapat dilakukan secara bersamaan dengan prioritas kegiatan utama ialah pengembangan ekowisata bahari berbasis konservasi. Untuk merealisasikan hal itu, maka cara yang ideal dalam mengelolah kedua pulau ini ialah dengan pendekatan ekosistem melalui pembagian zonasi yaitu pembatasan pemanfaatan ruang pesisir dan laut diatur berdasarkan peruntukan pada setiap jenis aktifitas yang sesuai.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcCoastal Resourcesid
dc.subject.ddcSmall Islandid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcMaluku Tengahid
dc.titlePengelolaan Berkelanjutan Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun di Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Malukuid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPulau kecil tidak berpendudukid
dc.subject.keywordanalisis spasialid
dc.subject.keywordkesesuaian lahanid
dc.subject.keyworddaya dukung kawasanid
dc.subject.keywordpengelolaan berkelanjutanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record