dc.description.abstract | Pemetaan habitat pesisir telah banyak dilakukan, salah satunya adalah pemetaan habitat lamun. Pemetaan habitat lamun dengan membandingkan antara citra SPOT-7 dan Sentinel 2A belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan lamun dan tutupannya dengan metode pixel base. Metode penelitian yang dilakukan adalah survei lapang dan pengolahan citra. Survei lapang dilakukan untuk mengetahui tutupan lamun di Pulau Panjang Besar. Pengolahan klasifikasi citra dilakukan dengan dua metode, yaitu Maximum Likelihood (MLH) dan Support Vector Machine (SVM). Proses pengklasifikasian habitat bentik dilakukan dengan membagi kelas lamun dan non lamun, kemudian kelas lamun dikelaskan kembali ke dalam tiga kelas, yaitu lamun dengan tutupan ≥ 60 %, 30 – 59 %, dan ≤ 29 %. Pengklasifikasian lamun tersebut berdasarkan persentase tutupan yang didapatkan dari pengambilan data lapang. Hasil klasifikasi pada citra SPOT-7 dengan menggunakan metode MLH didapatkan tutupan lamun yang paling mendominasi adalah lamun dengan tutupan 30 – 59 % yang memiliki luas 11.7 ha dan dengan mengunakan metode SVM didapatkan tutupan lamun yang paling mendominasi adalah lamun dengan tutupan ≤ 29 % yang memiliki luas 22.7 ha. Klasifikasi menggunakan citra Sentinel 2A dengan metode MLH mendapatkan kelas lamun yang paling mendominasi adalah lamun dengan tutupan ≤ 29 % yang memiliki luas 11.1 ha, dan dengan menggunakan metode SVM didapatkan luas yang paling mendominasi adalah lamun dengan tutupan ≤ 29 % yang memiliki luas 13.5 ha. | id |