Toksisitas Minyak Atsiri Kayu Manis terhadap Larva Tribolium castaneum yang Resisten terhadap Fosfin
Abstract
Tribolium castaneum atau kumbang tepung merah merupakan hama utama
pada tepung terigu namun dapat menyerang bahan pangan olahan lainnya.
Pengendalian yang sering dilakukan adalah fumigasi dengan menggunakan fosfin.
Praktik fumigasi fosfin yang kurang tepat untuk mengendalikan hama gudang
dapat memicu resistensi hama terhadap fosfin sehingga dibutuhkan pengendalian
alternatif. Minyak atsiri kayu manis mengandung sinamaldehid dan eugenol yang
dapat digunakan untuk mengendalikan T. castaneum. Penelitian ini bertujuan
menguji toksisitas dan keefektifan minyak atsiri kayu manis terhadap larva T.
castaneum yang dikoleksi dari populasi yang diduga resisten terhadap fosfin yang
berasal dari tiga gudang penyimpanan di provinsi Nusa Tenggara Barat dan
Sulawesi Selatan. Pengujian resistensi didasarkan pada metode FAO. Pengujian
efek fumigan minyak atsiri dilakukan dengan menggunakan cawan petri
berdiameter 9 cm. Kertas saring direkatkan pada tutup cawan petri kemudian
ditetesi 0.5 ml larutan minyak atsiri dan dikeringanginkan selama 2 menit.
Sebanyak 20 larva T. castaneum dimasukkan ke dalam cawan petri. Cawan
direkatkan dengan menggunakan plastisin agar kedap udara dan diinkubasi selama
72 jam. Pengujian resistensi menunjukkan bahwa T. castaneum yang dikoleksi
dari gudang UPGB Parepare dan BULOG Panaikang I Sulawesi Selatan resisten
terhadap fosfin. Serangga uji yang bertahan hidup setelah difumigasi dengan
fosfin menunjukkan malformasi dan tidak dapat berlanjut ke stadia selanjutnya.
Minyak atsiri kayu manis menyebabkan mortalitas sebesar 95% pada rentang
dosis antara 0.249 ml/l sampai 6.021 ml/l ruang fumigasi. Minyak atsiri kayu
manis paling efektif digunakan untuk mengendalikan larva T. castaneum resisten
asal UPGB Parepare.
Collections
- UT - Plant Protection [2412]