Induksi Proliferasi Tunas Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) melalui Pemberian Gula, BAP, dan Kitosan serta Waktu Panen untuk Optimasi Produksi Biomassa secara In Vitro
View/ Open
Date
2017Author
Nurazizah, Lina Lathifah
Wiendi, Ni Made Armini
Metadata
Show full item recordAbstract
Penderita diabetes di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat, sehingga diperlukan sumber alternatif pemanis alami lainnya. Salah satu sumber pemanis alternatif selain dari tanaman tebu adalah tanaman stevia. Stevia merupakan tanaman herba tahunan yang daunnya mengandung senyawa glikosida diterpen dengan tingkat kemanisan 200-300 kali sukrosa dan rendah kalori. Pengembangbiakan stevia secara konvensional terkendala dalam penyediaan bibit, rasa pahit dari ekstrak stevia, serta kondisi lingkungan yang menyebabkan kandungan metabolit sekunder dalam tanaman berfluktuatif. Sehingga diperlukan alternatif untuk mengatasi kendala tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh Gula, BAP, dan Kitosan serta waktu panen terhadap daya proliferasi tunas Stevia rebaudiana Bertoni sehingga waktu panen dan protokol yang optimal untuk produksi biomassa dari tanaman stevia in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan II dan Laboratorium Mikroteknik, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Penelitian berlangsung pada bulan Januari hingga Mei 2017. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) tiga faktor dengan empat ulangan. Perlakuan terdiri atas konsentrasi Gula (40, 50, 60 g L-1), konsentrasi BAP (3, 4, 5 mg L-1), dan Kitosan (2,5; 5,0; 7,5 mg L-1) yang ditambahkan pada media dasar Murashige dan Skoog. Berdasarkan hasil penelitian ini, ternyata peubah waktu muncul tunas, jumlah tunas, jumlah buku, jumlah daun, dan tinggi tunas nyata dipengaruhi oleh interaksi Gula, BAP, dan Kitosan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 60 g L-1 Gula, 5 mg L-1 BAP, dan 2,5 mg L-1 Kitosan menyebabkan proliferasi tunas, buku, daun, dan tinggi tunas tertinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Waktu panen yang lebih lama berbanding lurus dengan biomassa planlet stevia. Biomassa planlet stevia yang dipanen pada 3 bulan setelah dikulturkan pada media yang diberi perlakuan konsentrasi Gula 60 g L-1, BAP 5 mg L-1 serta Kitosan 2,5 mg L-1 menyebabkan bobot kering yang besarnya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan waktu panen 2 bulan setelah dikulturkan pada komposisi media perlakuan yang sama.